19 Jet Tempur China Masuki Zona Identifikasi Pertahanan, Taiwan Kirim Pesawat Angkatan Udara
JAKARTA - Kementerian Pertahanan Taiwan pada Hari Rabu mengumumkan, pihaknya telah melihat sekitar 19 pesawat angkatan udara China di zona identifikasi pertahanan udaranya dalam 24 jam terakhir.
Kementerian Pertahanan Taiwan mengatakan 19 pesawat tempur J-10 telah terbang ke sudut barat daya zona identifikasi pertahanan udara pulau itu, atau ADIZ, meskipun lebih dekat ke pantai China daripada Taiwan menurut peta yang dirilis kementerian itu, melansir Reuters 1 Maret.
"Pasukan Taiwan memantau situasi, termasuk mengirim pesawat angkatan udaranya sendiri," sebut kementerian itu, menggunakan ungkapan normal untuk tanggapannya terhadap serangan China semacam itu.
Lebih jauh dikatakan, pesawat itu tidak melintasi garis median Selat Taiwan yang sensitif, yang sebelumnya berfungsi sebagai pembatas tidak resmi antara kedua pihak.
Tidak ada tembakan yang dilepaskan dan pesawat China terbang di ADIZ Taiwan, bukan di wilayah udara teritorialnya.
ADIZ adalah area yang lebih luas, yang dipantau dan diawasi oleh Taiwan untuk memberikan lebih banyak waktu untuk menanggapi setiap ancaman.
Pemerintah Taiwan yang terpilih secara demokratis telah berulang kali menawarkan pembicaraan dengan China, Meski demikian, pulau itu akan mempertahankan diri jika diserang dan hanya rakyat Taiwan yang dapat memutuskan masa depan mereka sendiri.
Baca juga:
- 32 Tewas dan 85 Luka-luka Akibat Tabrakan Kereta Penumpang dengan Kargo di Yunani
- Coba Kuasai Kota Bakhmut, Militer Rusia Tingkatkan Serangan Terhadap Pasukan Ukraina di Wilayah Timur
- Gempa Bumi Dikhawatirkan Perburuk Wabah Kolera di Suriah, Korban Tewas Capai 22 Orang
- Pasukan Ukraina Bertahan saat Rusia Membombardir Wilayah Timur, Presiden Zelensky: Tentara Kami Pahlawan Sejati
Diketahui, Taiwan, yang dipandang China sebagai wilayahnya sendiri, telah mengeluh selama tiga tahun terakhir atau lebih, seiring meningkatnya aktivitas militer China di dekat pulau itu, karena Beijing berusaha untuk menegaskan klaim kedaulatannya.
Sementara, China mengatakan kegiatannya di wilayah itu dibenarkan karena berusaha mempertahankan integritas teritorialnya, serta untuk memperingatkan Amerika Serikat agar tidak "berkolusi" dengan Taiwan, meskipun hal ini menimbulkan kemarahan di Taipei.