BEI Sebut Literasi keuangan Bukan untuk Sukses tapi Melindungi Investor
JAKARTA - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) menyatakan literasi keuangan adalah kunci perlindungan terhadap investor pasar modal. Terutama, dari penipuan yang berkedok investasi.
Direktur Pengembangan BEI Jeffrey Hendrik mengatakan, tujuan utama edukasi keuangan bukan strategi membuat investor menjadi sukses.
"Tetapi ini lebih kepada bagaimana kita memahami pasar modal, mengantisipasi risiko," ujarnya mengutip Antara, Selasa, 28 Februari.
Dirinya menjelaskan, literasi dan edukasi keuangan sebagai pintu masuk mengembangkan keterampilan pengelolaan keuangan melalui bisnis investasi pasar modal.
Oleh karena itu, melalui literasi dan inklusi ini untuk lebih memahami instrumen, saham, dan manajemen pengelolaan risiko.
Investasi saham adalah salah satu investasi yang berisiko, tetapi investasi ini juga dapat mempercepat tujuan keuangan, bila penggunanya memahami manajemen risiko.
"Siapa pun bisa melantai di pasar saham tanpa harus mengeluarkan modal besar, dan anggota Tim Penggerak PKK sangat potensial memanfaatkan platform ini untuk meningkatkan tujuan keuangan penggunanya," ujarnya.
Menurut data BEI, jumlah investor di bursa saham Sulawesi Tengah (Sulteng) pada tahun 2022 mengalami peningkatan signifikan sebanyak 17.406 single investor identifikasi (SID), atau bertambah 4.275 investor dibandingkan tahun 2021 yang hanya 13.131 SID, dan dilihat dari statistik dominasi investor tercatat Kota Palu memiliki 7.726 SID, disusul Kabupaten Banggai 1.900 SID.
Baca juga:
Kemudian, nilai transaksi bursa saham juga meningkat pesat senilai Rp7,6 triliun di banding 2021 hanya sekitar Rp6,7 triliun, dengan nilai transaksi sebesar itu maka tergambar animo masyarakat ikut melantai di pasar modal sangat positif.
"Dari giat ini, 1.000 anggota Tim Penggerak PKK Kota Palu diberikan akses rekening efek melalui PT Phintraco Sekuritas sebagai mitra BEI untuk digunakan melantai di bursa saham," katanya.
Kesempatan itu juga, BEI memberikan 550 paket bantuan benih sayuran kepada anggota Tim Penggerak PKK untuk dikembangkan dengan harapan dapat membantu meningkatkan ketahanan ekonomi keluarga.