Komnas HAM Papua Mengaku Kesulitan Minta Keterangan Korban dan Saksi Kerusuhan Sinakma
PAPUA - Komisi Nasional Hak Asasi Manusia Perwakilan Papua hingga kini masih kesulitan meminta keterangan dari para korban kerusuhan di Sinakma, Distrik Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Provinsi Papua Pegunungan.
Kepala Perwakilan Komnas HAM Papua Frits Ramanday membenarkan timnya masih kesulitan saat memintai keterangan para korban kerusuhan Sinakma.
Saat ini baru lima orang korban korban kerusuhan Sinakma yang dimintai keterangan, termasuk dua orang korban penganiayaan yang terjadi Minggu, 26 Februari malam.
Tim Komnas HAM juga kesulitan memintai keterangan warga yang menjadi saksi saat kerusuhan terjadi di Sinakma, Kamis, 23 Februari 2023.
"Memang benar tim masih kesulitan memintai keterangan saksi sehingga akan dilakukan penjadwalan ulang. Selain itu, kami juga akan melakukan olah TKP guna mengetahui posisi para korban," jelas Frids Ramanday saat dihubungi di Wamena, Antara, Selasa, 28 Februari.
Kerusuhan yang terjadi di kawasan Sinakma, Kamis, 23 Februari lalu berawal dari isu penculikan anak hingga mengakibatkan massa melakukan aksi anarkis dengan membakar ruko dan rumah warga.
Akibat kerusuhan itu tercatat 11 orang meninggal dunia dan 41 orang mengalami luka-luka, termasuk anggota Polri.
Sebelas korban meninggal dalam kerusuhan itu sudah dimakamkan, termasuk dua jenazah yang dikirim ke Medan, Sumatera Utara, untuk dimakamkan di kampungnya.
Baca juga:
- Wamena Rusuh, Legislator Golkar Kritik Mahfud MD yang Klaim Kondisi Papua Baik-baik Saja
- Dua Anggota Polisi-TNI Dipanah Kelompok Perusuh di Wamena
- Sempat Rusuh Akibat Isu Penculikan Anak, Aktivitas Warga di Wamena Papua Kini Berangsur Normal
- Labuan Bajo Destinasi Prima, Pembangunan Infrastruktur Jadi Perhatian Pemerintah
Situasi keamanan dan ketertiban masyarakat di Kota Wamena saat ini sudah relatif aman dan aparat keamanan masih bersiaga pada sejumlah titik lokasi untuk mengantisipasi kemungkinan hal-hal yang tidak diinginkan.