IPO PGE Nyaris ARB, Wamen BUMN Pahala Mansyuri: Lihat Fundamentalnya
JAKARTA - PT Pertamina Geothermal Energy Tbk. (PGE) secara resmi melantai di Bursa Efek Indonesia pada hari ini, Jumat, 24 Februari.
PGEO melepas sebanyak 10,35 miliar saham baru atau 25 persen di harga Rp 875 per saham. Dengan gelaran IPO ini, perseroan akan mendapat dana Rp9,05 triliun.
Pada pencatatan perdananya (IPO), harga saham PGE menurun tajam. Pada penutupan sesi pertama, saham PGEO terkoreksi 6,86 persen ke level 815 dari harga penawaran sebesar Rp875 per saham.
Menanggapi hal ini, Wakil Menteri I Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Pahala Mansyuri mengatakan hal ini tidak menjadi patokan kesuksesan sebuah perusahaan dalam melakukan IPO sebab menurutnya, fundamental perusahaan merupakan salahsatu hal yang perlu dipertimbangkan.
"Mengenai harga tidak bisa berkomentar tapi dari sisi fundamental, perusahaan ini kuat dengan EBITDA margin kuat, balance sheetnya pun sangat baik," ujar Pahala dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat 24 Februari.
Ia optimistis, pergerakan saham PGEO akan bergerak positif sesuai denga fundamental perusahaan.
Untuk itu, ia meminta kepada masyarakat dan investor agar tidak melihat IPO PGEO secara jangka pendek melainkan uga mempertimbangkan fundamental perusahaan.
"Kalau dibilang tidak sukses tidak betul ya. Kita harus melihat bagaimana IPO dari sisi jumlah dana yang berhasil dikumpulkan saat ini," lanjutnya.
Pahala juga menyoroti Penawaran Umum IPO perseroan mengalami kelebihan permintaan alias oversubscribed hingga 3,81 kali dari porsi pooling, melampaui target yang telah ditetapkan sebelumnya.
"Nanti dilihat bagaimana kinerja perusahaan ini secara menengah," imbuh Pahala.
Asal tahu saja, PGEO telah melaksanakan Penawaran Umum sejak 20 sampai 22 Februari 2023 dan berhasil meraih dana sebesar Rp9,05 triliun.
Baca juga:
BUMN, ujarnya, akan terus berupaya mendorong perusahaan milik BUMN dan anak usahanya untuk menyusul PGEO melantai di bursa.
"Harapannya ke depan bisa melanjutkan upaya untuk bisa menambah BUMN dan anak usaha BUMN terutama yang memang sudah memiliki ukuran yang cukup besar," pungkas Pahala.