Pengamat: Zainudin Amali Harus Mundur dari Jabatan Menpora

JAKARTA – Pengamat Sepak Bola Nasional, Kesit Budi Handoyo menegaskan, Zainudin Amali harus mundur dari jabatannya sebagai Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) setelah terpilih sebagai Wakil Ketua Umum (Waketum) PSSI.

Amali dipastikan mendapat jabatan Waketum I dalam kongres luar biasa (KLB) PSSI 2023 yang berlangsung kemarin di Hotel Shangri-La, Jakarta, Kamis, 16 Februari kemarin. Dia ibarat mendapat durian runtuh.

Pasalnya, Yunus Nusi yang sebenarnya terpilih jadi Waketum PSSI, memutuskan untuk mundur. Posisi itu kemudian diberikan kepada Amali yang menempati posisi ketiga dalam perolehan suara.

"Sebaiknya dia mundur. Kalau tidak nanti bagaimana? Nanti misalnya Ketua Umum mau ketemu Menpora berarti dia bertemu siapa?" kata Kesit ketika dihubungi oleh VOI, Jumat, 17 Februari.

Kesit menjelaskan, jika Amali tidak mundur dari jabatan Menpora, akan terjadi konflik kepentingan di dalam tubuh PSSI. Itu akan terjadi saat induk sepak nasional harus berurusan dengan Menpora.

Ia mengatakan permasalahan otomatis akan timbul jika Ketua Umum Erick Thohir punya kesibukan sehingga harus mengutus wakilnya untuk bertemu Menpora.

"Misalnya Ketum (Erick Thohir) tidak bisa hadir dan mengutus wakil ketua, sedangkan wakil ketuanya adalah Menpora. Tidak bagus dalam sebuah organisasi olahraga. Apalagi sepak bola yang saat ini sedang betul-betul dituntut untuk memperbaiki citra, memperbaiki tata kelola," kata dia.

Pemilihan wakil ketua umum dalam kongres kemarin sebenarnya sempat diwarnai gejolak. Proses pemungutan suara harus dilakukan sebanyak dua kali setelah pemilik hak suara (voters) menduga ada kecurangan.

Hasil pemilihan awalnya menetapkan Amali dan Yunus Nusi yang memenangi kursi wakil ketua I dan II. Keduanya mengalahkan mantan sekretaris jenderal PSSI Ratu Tisha Destria yang memperoleh suara terbanyak ketiga.

Akan tetapi, hasil itu mendapat protes keras dari voters karena beberapa nama yang mereka pilih malah tidak dibacakan saat proses penghitungan berlangsung. Pemilihan pun akhirnya harus digelar ulang.

Dalam pemilihan ulang itu, Tisha dan Yunus mengumpulkan masing 54 dan 53 suara, mengalahkan Amali di posisi ketiga yang mendapat 44 suara. Drama pun kemudian berlanjut saat Yunus memilih mengundurkan diri setelah pemilihan ulang.

Mundurnya Yunus membuat Amali otomatis naik menjadi wakil mendampingi Tisha. Belakangan Amali pun didapuk menempati Waketum I dan Tisha menjadi Waketum II.

Penunjukkan Amali untuk menduduki posisi Waketum I ini juga menimbulkan pertanyaan. Pasalnya, jika mengikuti jumlah suara maka yang berhak menduduki posisi tersebut adalah Tisha.

"KLB kali ini catat karena untuk pertama kalinya dalam pengalaman saya, baru kali ini ada pemilihan diulang karena penghitungan suaranya kacau. Sebelumnya tidak pernah," kata dia.

KLB kali ini digelar lebih cepat dari jadwal seharusnya pada November mendatang. Langkah ini ambil demi mereformasi tata kelola sepak bola nasional setelah tragedi Kanjuruhan pada 1 Oktober lalu yang menewaskan 135 nyawa.