Pemprov Riau Petakan 134 Kecamatan Rawan Karhutla

PEKANBARU - Pemerintah Provinsi Riau memetakan 134 kecamatan yang rawan kebakaran untuk mengantisipasi terjadi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) terkait Riau akan memasuki musim kemarau dengan menerbitkan surat keputusan (SK) gubernur Nomor: Kpts. 191/11/2023.

"SK gubernur ini tentang Penetapan Status Siaga Darurat Bencana Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) di Provinsi Riau. Diterbitkan berdasarkan arahan dari Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam)," kata Gubernur Riau Syamsuar dilansir ANTARA, Kamis, 16 Februari.

Selain itu, kata dia, SK penetapan status siaga darurat Karhutla ini juga telah melalui analisis dan berdasarkan prakiraan cuaca/iklim Provinsi Riau yang disampaikan oleh BMKG.

Tercatat sebanyak 134 kecamatan di Provinsi Riau yang berisiko tinggi mengalami bencana karhutla, yakni di Kabupaten Kampar sebanyak 13 kecamatan, Kabupaten Inhil 19 kecamatan, Kabupaten Rohil 18 kecamatan, Kabupaten Kuansing 14 kecamatan, Kabupaten Inhu 12 kecamatan, Kabupaten Siak 12 kecamatan, dan Kabupaten Pelalawan 12 kecamatan.

Berikutnya, di Kota Pekanbaru sebanyak 4 kecamatan yang rawan karhutla, Kota Dumai 4 Kecamatan, Rokan Hulu 6 Kecamatan, Kepulauan Meranti 9 Kecamatan, dan Bengkalis 11 Kecamatan.

"Kita harus berupaya mengantisipasi karhutla di Riau sejak dini untuk menekan korban jiwa harta dan benda," katanya.

Berdasarkan data dari BPBD Riau sejak 1 Januari-11 Februari 2023 terdapat 15 koordinat titik panas atau hotspot yang tersebar di kabupaten/kota yakni di Inhil 5 titik, Siak 4 titik, Kampar 2 titik, Dumai 1 titik, Rohul 1 titik, Inhu 1 titik, Pelalawan 1 titik api.

Karena itu, katanya, Pemprov Riau telah bergerak cepat dengan menyiapkan sarana dan prasarana pendukung pencegahan Karhutla serta membuat rencana dukungan operasi udara.

"Untuk upaya antisipasi juga dibangun 525 unit sumur bor, sekat kanal sebanyak 9.672 unit, embung 1.546 unit, pompa pemadam api 817 unit, selang pemadam api 1.499 Roll. Namun demikian keberadaan peralatan tersebut juga perlu kita cek kembali dan berkoordinasi dengan daerah jika ada kebutuhan yang kurang," kata Syamsuar.

Kapolda Riau Irjen Mohammad Iqbal mengatakan pihaknya telah menganalisa bahwa permasalahan karhutla dipicu faktor alam dan faktor manusia. Dari faktor alam lahan gambut yang sulit dipadamkan, kurang ketersediaan sumber air untuk pemadaman, dan musim kemarau yang memicu titik api timbul.

Kemudian, faktor dari manusia yang sengaja membuka lahan untuk dibakar, pelakunya oknum warga dengan kebiasaan membuang puntung rokok dan sampah botol kaca. Lalu adanya oknum masyarakat yang kurang peduli, cenderung menutup-nutupi ada titik api dan aktifitas illegal loging.

"Dengan sinergi serta kerja sama instansi terkait dan dibantu peran aktif dalam penangan karhutla, insyaalah kita bersama dapat mewujudkan Riau bebas asap tahun 2023,” kata Iqbal.