BKKBN: 18 Perusahaan Sawit di Riau Jadi Bapak Asuh Anak Stunting
JAKARTA - Sebanyak 18 perusahaan sawit di Kabupaten Indragiri Hulu (Inhu), Riau, menyepakati kerja sama menjadi Bapak Asuh Anak Stunting (BAAS). Upaya itu untuk percepatan penurunan prevalensi tengkes atau gizi buruk pemicu stunting pada tahun 2023.
"Prevalensi tengkes di Kabupaten Indragiri Hulu tahun 2021 berada pada angka 23,6 persen turun sebesar 6,9 pada tahun 2022 menjadi 16,7 persen, ini usaha yang menggembirakan," kata Kepala BKKBN Perwakilan Provinsi Riau Mardalena Wati Yulia di Inhu, Riau, Rabu 15 Februari, disitat Antara.
Ia mengatakan itu pada Rapat Koordinasi Percepatan Penurunan Stunting melalui program BAAS di Kabupaten Inhu Tahun 2023.
Mardalena mengatakan, pihaknya mengapresiasi usaha Pemkab Inhu bersama Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait dan masyarakat setempat berhasil menurunkan prevalensi tengkes di daerah itu.
Sedangkan berdasarkan hasil pengawasan bahwa tengkes disebabkan oleh kurang gizi dalam waktu yang lama yang kebanyakan terjadi karena faktor ekonomi.
"Keberhasilan Kabupaten Inhu menurunkan prevalensi tengkes di tahun 2022 yakni menjadi 16,7 persen itu patut diapresiasi karena kesediaan bapak dan ibu untuk berkomitmen bersama melakukan program percepatan penurunan tengkes," katanya.
Baca juga:
- Pakar Sebut Peluang Bharada E Kembali Bertugas di Kepolisian Sudah Tertutup
- Biar Tak Cekcok Antarwarga, Dishub DKI Minta Adukan Parkir Liar Lewat Platform CRM Pemrov DKI
- Legislator PKB Sebut Komisi VIII DPR dan Kemenag Sempat Tekan Ongkos Naik Haji 2023 Jadi Rp49 Juta
- Anggota Komisi III DPR Minta Kapolri dan Dankor Brimob Awasi Anak Buahnya di Sidang Tragedi Kanjuruhan
Akan tetapi, katanya lagi, bantuan melalui program BAAS dari perusahaan diberikan kepada keluarga berisiko tengkes itu tidak boleh makanan pabrikan, tetapi harus berupa protein hewani, seperti ikan, telur, daging ayam potong.
Bupati Inhu Rezita Meylani Yopi mengatakan keberhasilan penurunan prevalensi tengkes menjadi 16,7 persen itu di Inhu merupakan kerja keras pemkab Inhu dan OPD serta pihak lain bersama.
"Akan tetapi ada tantangan baru bagi Inhu yakni bagaimana mengerjakan upaya lanjutan untuk menurunkan angka stunting ke angka yang lebih rendah lagi sesuai target Presiden Jokowi menjadi 14 persen tahun 2024 itu," katanya.
Karena itu pihaknya berharap sejumlah perusahaan yang beroperasi di Inhu melakukan komitmen bersama untuk bersinergi mempercepat penurunan prevalensi tengkes lewat program BAAS itu. Tujuannya adalah agar bisa memberikan pengaruh yang lebih signifikan terhadap percepatan penurunan prevalensi tengkes di Inhu.
"Karenanya intervensi percepatan penurunan prevalensi tengkes selain pemerintah juga semua pihak perlu bersinergi. Saya mengajak semua pemangku kepentingan bertekad melakukan usaha percepatan penurunan tengkes guna menciptakan generasi berkualitas,” demikian Rezita.
Perusahaan yang menandatangani komitmen bersama adalah PT. Bintang Riau Sejahtera, PT. Sumber Kencana Indo Palma, PT. Talam Jerinjing Sawit, PT. Persada Agro Sawita, PT. Regunas Agri Utama, PT. Sugih Riesta Jaya, PT. Sumatra Makmur Lestari, PT. Tunggal Perkasa Plantations, PT. Gandaerah Hendana, PT. Pasirmas Giri Raya, PT. Prima Agro Sawit Indo, PT. Sawit Bertuah Lestari, PT. Seko Indah, PT. Sumber Sawindo Kencana, PT. Arvena Sepakat, PT. Bagas Indah Perkasa, dan PT. Berlian Inti Mekar dan PTPN V.
Selain itu bersedia menjadi BAAS juga Bank Riau Kepri Syariah dan Bank Negara Indonesia.