PLN Raih Pendapatan Usaha Rp455 Triliun di Tahun 2022
JAKARTA - PT PLN (Persero) mencatatkan pendapatan usaha sebesar Rp455 triliun (unaudited) di sepanjang tahun 2022.
Pendapatan tersebut dipaparkan Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi VI DPR RI.
"Di tengah volatilitas kurs dan asumsi ICP di atas asumsi makro, PLN mampu meningkatkan kinerja keuangannya di tahun 2022," ujar Darmawan di Gedung DPR RI, Rabu 15 Februari,
Darmawan menceritakan, jika pada tahun 2020, banyak pengamat yang memperkirakan PLN akan mengalami kesulitan keuangan karena demand listrik yang menurun akibat pandemi covid-19.
Selain itu, PLN juga terlanjur menandatangani kontrak dengan pihak ketiga serta telah membangun pembangkit baru.
Ia menjelaskan, PLN juga berhasil meningkatkan penjualan pascapandemic melalui berbagai usaha yang luar biasa terutama di tahun 2022 lalu.
Diketahui pada 2022, penjualan listrik PLN tumbuh 6,3 persen yaitu 274 TWh, lebih tinggi 16,1 TWh atau setara Rp22,2 triliun dibanding penjualan listrik pada tahun 2021.
Darmawan menambahkan, di tengah kondisi pandemi COVID-19 kemarin memang PLN menghadapi tantangan oversupply.
Untuk memitigasi adanya beban TOP, PLN melakukan optimasi kontrak khususnya dengan IPP.
"Di tengah kondisi oversupply, kami secara mandiri bernegosiasi dengan IPP untuk memundurkan COD-nya supaya oversupply tidak semakin parah. Dan akhirnya kami berhasil memperjuangkan cost saving hingga Rp 47 triliun dari konsultasi bersama dengan 17 IPP secara mandiri untuk mencari titik temu solusi," imbuh Darmawan.
Darmawan merinci, sampai dengan akhir tahun 2021 konsultasi bersama dengan IPP telah berhasil menekan TOP sebesar Rp 37,21 triliun.
Upaya optimasi kontrak terus dilakukan PLN pada tahun 2022 sehingga TOP yang berhasil ditekan adalah Rp9,83 triliun.
Dalam menyiasati kondisi oversupply, terang dia, PLN juga melakukan berbagai langkah untuk meningkatkan konsumsi listrik.
PLN melakukan strategi ekstensifikasi dan intensifikasi untuk menambah konsumsi listrik.
Adapun strategi intensifikasi meliputi program pemasaran tambah daya bagi pelanggan eksisting.
Sementara strategi ekstensifikasi meliputi penciptaan demand listrik baru melalui electrifying lifestyle.
PLN juga menjalankan program akuisisi captive power dengan berkolaborasi dengan industri untuk memakai listrik PLN.
Baca juga:
PLN juga menjangkau kebutuhan listrik masyarakat melalui electrifying agriculture, electrifying marine dan juga pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) dan Kawasan Industri.
Hal ini yang kemudian menjadi salah satu penopang kinerja penjualan dan operasional yang lebih efisien pada tahun 2022.
"Di tengah kondisi COVID-19, PLN bukan hanya survive tetapi bahkan berhasil membukukan pertumbuhan positif," pungkas Darmawan.