Fenomena Pom-Pom Saham dari Raffi Ahmad, Kaesang, dan Yusuf Mansur: Menjurus ke Insider Trading?

JAKARTA - Belakangan ini, istilah pom-pom saham kembali mencuat setelah beberapa publik figur 'pamer' aksi berinvestasi di instrumen saham. Lantas apa itu pom-pom saham?

Mengutip dari laman investing.com, Rabu 6 Januari, pom-pom adalah sebuah tindakan yang dilakukan oleh individu atau kelompok dengan cara mengajak orang lain untuk membeli atau menjual suatu saham pada waktu tertentu. Hal ini sangat bermanfaat untuk menaikkan atau menurunkan harga dengan cepat.

Namun perlu diingat bahwa tidak semuanya diuntungkan, mengingat ada banyak orang yang membeli atau menjual dengan harga yang berbeda. Hal ini tentu sangat menguntungkan bagi orang-orang yang sudah mempunyai harga saham di bawah.

Sejumlah publik figur atau influencer ternama turut meramaikan dan merekomendasikan dunia pasar modal khususnya saham, di akun media sosial, seperti Raffi Ahmad dan Ari Lasso, anak Presiden Joko Widodo Kaesang Pangarep hingga ustaz Yusuf Mansur.

Raffi dalam unggahan Instagram miliknya @raffinagita1717, mengaku baru pertama kali menginvestasikan uangnya di saham. Ia pun langsung membagikan pengalaman kepada pengikutnya di Instagram.

"Baru pertama kali belajar dan gw sharing sama kalian biar pada bisa nambah rezeki di 2021," tulis Raffi dalam caption-nya.

Pria berusia 33 tahun ini mengatakan, ia sudah memiliki saham milik PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) dalam dua-tiga pekan ini. Saham MCAS, sejak ia beli, harganya melejit naik 20 persen menuju 30 persen.

Sama halnya dengan putra bungsu Presiden Jokowi, Kaesang Pangarep. Dalam cuitan di akun Twitter miliknya @kaesangp, pria berusia 26 tahun ini membagikan beberapa gambar yang memperlihatkan kenaikan saham PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) dan PT Aneka Tambang Tbk (ANTM).

Pendakwah ustaz Yusuf Mansur juga turut meramaikan pasar modal di media sosial miliknya. Ia beberapa kali mengunggah pemberitaan terkait saham BUMN Farmasi, PT Kimia Farma Tbk (KAEF).

Belakangan ini dia juga merekomendasikan saham emiten konstruksi BUMN, yakni PT Waskita Karya Tbk (WSKT).

Dan pada awal tahun 2021 ini, di tengah maraknya pemberitaan tentang Indonesia bakal jadi tempat investasi untuk mobil listrik, Yusuf Mansur mengunggah foto berisi kinerja emiten tambang PT Vale Indonesia Tbk. Ia pun merekomendasikan agar pengikutnya membeli saham emiten berkode INCO tersebut. 

Pihak Bursa Efek Indonesia pun memberikan tanggapannya terkait fenomena ini, Direktur Perdagangan dan Penilaian Anggota Bursa BEI Laksono Widodo ketika dikonfirmasi VOI, Selasa 5 Januari mengatakan, pihaknya akan mengajak Raffi dan Ari Lasso tersebut untuk berdiskusi.

Ia sebenarnya menyambut baik inisiatif Raffi dan Ari untuk mengajak masyarakat berinvestasi. Namun demikian, ia mengingatkan kepada dua publik figur tersebut, bahwa mereka punya tanggung jawab moral yang besar sebagai influencer.

"Namun juga perlu mengingatkan mereka akan tanggung jawab moral mereka untuk para follower (pengikutnya) dan kemungkinan potensi tuntutan hukum dari para pengikutnya apabila ada yang bisa dikecewakan," ujar Laksono.

Sementara ketika ditanya terkait publik figur lainnya, dalam hal ini Kaesang Pangarep, Laksono mengatakan, hal yang sama juga berlaku untuk putra bungsu Presiden Joko Widodo (Jokowi) tersebut. Menurutnya, Kaesang juga akan diajak berdiskusi terkait rekomendasi Sangmology yang menjadi jargon dirinya di media sosial Twitter.

"Undangan diskusi berlaku untuk semua influencer," tegas Laksono.

Analis Binaartha Sekuritas M. Nafan Aji Gusta Utama mengatakan, tak ada yang salah dengan apa yang dilakukan para influencer. Menurutnya, aksi Kaesang dan para influencer lainnya lebih mengarah pada edukasi.

"Kaesang kayak gitu tujuannya agar masyarakat aware kalau pasar modal di Indonesia masih sangat potensial untuk berinvestasi," ujarnya.

Insider Trading

Ada beberapa pihak yang beranggapan, yang dilakukan influencer, terutama Kaesang adalah bentuk dari insider trading. Apa itu insider trading?

"Istilah insider trading, contohnya seperti ini, ada salah satu karyawan dari perusahaan tersebut atau pihak luar, dia tahu mau ada tindakan korporasi atau pun sesuatu yang membuat perusahaan tersebut akan meningkat harga sahamnnya. Kemudian dia memanfaatkan informasi itu untuk kepentingan pribadi. Nah itu yang disebut sebagai insider information," Direktur Utama BEI, Inarno Djajadi dalam paparannya Kamis 17 Desember 2020.

Menurut Inarno, insider trading memberikan informasi hanya pada kelompoknya saja, dan tidak melalui media sosial.

"Kalau informasi insider itu bukan koar-koar di luar, atau update ke medsos. Justru mereka diam-diam mengambil keuntungan sendiri. Harus dibedakan itu," katanya.