Bila Kinerja Buruk, Strategi Blusukan Mensos Risma Timbulkan Resistensi Publik
JAKARTA - Tri Rismaharani langsung tancap gas pasca dilantik Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjadi Menteri Sosial (Mensos) baru. Hari pertama saat bekerja, 28 Desember 2020 lalu, Risma langsung blusukan dengan mengunjungi kawasan aliran Sungai Ciliwung, belakang Kemensos.
Saat menuju kawasan fly over Pramuka, Risma menemui beberapa keluarga yang bertempat tinggal di bawah kolong jembatan. Aksi eks Wali Kota Surabaya ini lantas mendapat tanggapan beragam, mulai dari yang mendukung hingga mengkritik.
Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting, Pangi Syarwi Chaniago mengatakan, dalam politik, aksi blusukan lumrah dilakukan oleh pejabat publik. Tetapi, aksi ini harus diikuti pula dengan kinerja yang maksimal karena merupakan pertaruhan bagi Risma sendiri.
Baca juga:
Pertaruhan tersebut terletak pada kinerja Risma sebagai Mensos. Bila kinerjanya buruk, citra populis atau dekat dengan masyarakat justru menjadi boomerang baginya.
"Kalau ketahuan bahwa ini adalah settingan atau skenario, tidak alamiah, tentu menjadi menepuk air di dulang terpercik muka sendiri. Masyarakat juga bukannya menambah elektabilitas tetapi semakin resisten. Ini yang harus hati-hati betul," kata Ipang kepada Voi di Jakarta, Rabu, 6 Januari.
Disatu sisi, citra positif yang hendak dibangun Risma dengan menunjukan tidak berjarak dengan rakyat, mengetahui betul persoalan wong cilik adalah contoh keteladanan yang baik. Pemimpin di Indonesia, tegas Ipang, baiknya meniru hal ini dalam setiap kinerjanya.
"Jadi tidak hanya memahami cerita atau laporan dari bawahannya atau hanya duduk di kantor saja. Saya pikir ini baik dan suri keteladanan bagi semua," terang Ipang.