Beberapa Hal yang Harus Diperhatikan Sebelum Membeli dan Memakai Mobil Listrik
JAKARTA – Tren mobil listrik (EV) di dunia saat ini adalah salah satu hal yang sangat menarik dan sedang berkembang pesat. Beberapa faktor yang mempengaruhi tren ini antara lain adalah perhatian global pada masalah lingkungan, terus berkembangnya teknologi, dan peningkatan aksesibilitas untuk membeli mobil listrik.
Pemerintah di berbagai negara memberikan dukungan yang signifikan untuk pengembangan industri mobil EV. Misalnya, beberapa negara menyediakan insentif fiskal, seperti pajak dan subsidi, untuk memotivasi orang untuk membeli mobil listrik. Pemerintah juga memberikan dukungan untuk membangun infrastruktur pengisian daya untuk mobil listrik, sehingga membuat lebih mudah bagi orang untuk mengisi ulang baterai mereka.
Mobil listrik atau mobil EV memang memiliki banyak keuntungan seperti emisi yang lebih rendah, biaya operasional yang lebih rendah, dan performa yang baik. Namun, seperti halnya teknologi lain, mobil EV juga memiliki beberapa kerugian dan bahaya. Misalnya infrastruktur pengisian baterai yang masih terbatas dan memerlukan waktu yang cukup lama untuk mengisi baterai sepenuhnya.
Mobil EV juga masih memiliki harga yang lebih tinggi dibandingkan mobil bensin atau diesel, meski pun ada rencana pemerintah memberikan subsidi, termasuk di Indonesia bahkan di Amerika Serikat.
Kelemahan lainnya yakni ketergantungan pada listrik. Pasalnya mobil EV bergantung pada listrik untuk beroperasi, yang berarti bahwa jika terjadi masalah dengan pasokan listrik, mobil tersebut tidak akan berfungsi.
Perlu diingat, banyak faktor yang mempengaruhi jumlah daya listrik yang dibutuhkan untuk mengisi baterai pada mobil listrik, termasuk kapasitas baterai, tipe charger, dan tingkat daya yang diinginkan. Namun, rata-rata, daya listrik yang dibutuhkan untuk mengisi baterai pada mobil listrik berkisar antara 3 kilowatt hingga 22 kilowatt.
Untuk mempercepat proses pengisian, mobil listrik seringkali menggunakan charger DC fast charging, yang dapat mengisi baterai hingga 80% dalam waktu sekitar 30 menit.
Namun, untuk pengisian di rumah atau di stasiun pengisian yang tidak menyediakan charger DC fast charging, pengisian dengan menggunakan charger AC biasa bisa memakan waktu hingga beberapa jam, tergantung pada kapasitas baterai dan tingkat daya yang dipilih.
Sebaiknya, selalu membaca manual dan mengikuti petunjuk dari produsen mobil untuk mengetahui spesifikasi charger dan daya yang dibutuhkan untuk mengisi baterai pada mobil listrik tertentu.
Bahaya Mobil Listrik
Di sisi lain ada pula bahaya yang mengancam dalam situasi tertentu seperti tabrakan atau korsleting pada baterai mobil listrik, baterai bisa mengalami overcharge dan membentuk arus yang sangat kuat, yang membuat sistem keamanan mobil aktif dan memblokir akses ke baterai. Ini dilakukan untuk mencegah risiko kebakaran atau ledakan. Pada kasus seperti ini, membuka pintu mobil listrik bisa menjadi sulit atau bahkan tidak mungkin, dan seringkali harus ditangani oleh profesional.
Namun, hal ini sangat jarang terjadi dan biasanya hanya terjadi pada situasi yang ekstrem. Mobil listrik memiliki sistem keamanan yang kuat dan dirancang untuk mengatasi situasi seperti ini, dan masalah seperti ini jarang sekali terjadi.
Sementara dalam kondisi terbakar, mobil EV perlu penanganan ekstra hati-hati. Pada dasarnya air tidak efektif untuk memadamkan api pada baterai mobil listrik karena suhu yang sangat tinggi. Baterai pada mobil listrik memiliki kandungan kimia yang sangat reaktif dan dapat membentuk gas dan uap toksik ketika terbakar, sehingga sangat penting untuk mengatasi situasi seperti ini dengan sangat hati-hati dan dengan bantuan profesional.
Dalam situasi seperti ini, penanganan yang tepat adalah memindahkan mobil listrik ke tempat yang aman dan mematikan sistem listriknya. Kemudian, tim pemadam kebakaran yang terlatih harus dikerahkan untuk memadamkan api dan memastikan bahwa baterai tidak menimbulkan bahaya lagi.
Sebaiknya, jangan mencoba untuk memadamkan api pada baterai mobil listrik dengan air atau alat pemadam api lain karena hal ini bisa memperburuk situasi dan membahayakan orang yang berada di sekitar.
Baca juga:
- Microsoft Hentikan Proyek Metaverse, Fokus kembangkan AI
- Pendiri Ethereum Vitalik Buterin Sumbang 99 ETH Senilai Rp2,3 Miliar untuk Pemulihan Pasca Gempa Turki
- Keren! ChatGPT Hampir Lulus Ujian Perizinan Medis Tersulit di AS
- NASA Lanjutkan Perkembangan Misi ke Bulan Artemis II, Usai Sukses di Misi Pertama
Selain itu jangkauan baterai mobil EV masih terbatas, yang berarti bahwa pemilik mobil harus mempertimbangkan jarak yang akan mereka tempuh dan memastikan bahwa mereka memiliki akses ke stasiun pengisian baterai.
Salah satu yang mungkin membuat calon pembeli ragu adalah ketersediaan suku cadang. Mobil EV baru dan masih jarang diproduksi, sehingga ketersediaan suku cadang masih terbatas.
Meskipun ada beberapa kerugian dan bahaya, pemerintah di beberapa negara telah memberikan dukungan dan insentif untuk mempercepat pengembangan dan penyebarluasan mobil EV. Ini termasuk pajak yang lebih rendah, insentif pembelian, dan pembangunan infrastruktur pengisian baterai.
Secara keseluruhan, tren mobil EV saat ini adalah menunjukkan tanda-tanda positif dan pemerintah berperan penting dalam mendorong pengembangan industri ini. Namun, masih ada beberapa hal yang harus diperhatikan untuk memastikan bahwa tren ini berlangsung secara berkelanjutan dan merata bagi seluruh masyarakat, seperti memastikan aksesibilitas dan affordability.