Menlu Retno Sebut WNI di Turki dan Suriah Galang Bantuan untuk Korban Gempa Bumi
JAKARTA - Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi menyebut masyarakat Indonesia di Turki dan Suriah turut menggalang bantuan untuk korban gempa bumi, selain bantuan yang diberikan oleh KBRI dan Pemerintah Indonesia.
Dalam keterangannya Hari Senin, Menlu Retno mengatakan, selain mengumpulkan bantuan berupa barang-barang yang dibutuhkan korban bencana, WNI juga mengumpulkan uang untuk disumbangkan melalui palang merah.
"Masyarakat Indonesia di Turki menggalang dana untuk bantuan dan telah terkumpul uang sebesar 324.000 lira dan 50.000 dolar AS atau sekitar 1,2 miliar rupiah, dan diserahkan melalui Palang Merah Turki," ujar Menlu Retno dalam keterangan Kementerian Luar Negeri, Senin 13 Februari.
"Sementara itu untuk Suriah, KBRI Damaskus juga telah mengirimkan bantuan berupa makanan, pakaian dan obat-obatan yang dikumpulkan dari diaspora WNI, PPI dan juga kedutaan kita di Suriah, yang dikirim baik ke Latakia maupun ke Aleppo," sambungnya.
Lebih jauh diterangkan olehnya, Pemerintah Indonesia mengirimkan sejumlah bantuan kemanusiaan yang terbagi dalam beberapa tahap.
Tahap pertama, tanggal 12 Februari 2023, telah tiba di Adana, Turki, dua pesawat yaitu B 737-400 TNI AU dan Hercules C-130 yang mengangkut tim MUSAR (Medium Urban Search and Rescue) yang berjumlah 65 personel beserta perlengkapan SAR dan logistik berupa bahan makanan, selimut dan lain-lain.
"Tim Kementerian Luar Negeri ikut serta dalam rombongan tersebut. Sementara, Tim MUSAR Indonesia gelombang pertama ini sudah langsung bekerja untuk melakukan pencarian dan penyelamatan korban di salah satu lokasi di Kota Antakya, Provinsi Hatya," terang Menlu Retno.
"Penugasan diterima langsung dari USAR Command Cell (UCC), Turki, berdasarkan laporan warga setempat yang menginformasikan adanya korban selamat yang masih tertimbun di reruntuhan bangunan di wilayah tersebut," tandasnya.
Sementara, untuk tahap kedua, tanggal 13 Februari 2023, tadi pagi, telah berangkat satu pesawat Garuda Indonesia A330-300 di mana Direktur PWNI Kemlu juga ikut serta di dalam rombongan.
"Pesawat membawa 119 personel Emergency Medical Team (EMT) dan tim pendukung yang disertai dengan bantuan alat kesehatan, rumah sakit lapangan, obat-obatan dengan total berat 18 ton. Serta bantuan logistik peralatan seberat dua ton yang antara lain terdiri dari selimut, tenda, genset, sleeping bag, dan makanan siap saji," paparnya.
Baca juga:
- Giliran China Tuding Balon Milik AS Masuk Wilayah Udaranya Tanpa Izin Sejak Awal 2022
- Israel Bom Gaza Sebagai Balasan Serangan Roket Akhir Pekan, Anggota Hamas Tewas dalam Penangkapan di Tepi Barat
- Setelah Amerika Serikat, Presiden Marcos Jr. Sebut Filipina Terbuka untuk Perjanjian Pasukan dengan Jepang
- Inggris Sebut Rusia Kehilangan Rata-rata 800 Tentara per Hari dalam Seminggu Terakhir di Medan Perang Ukraina
Sedangkan tahap ketiga direncanakan berangkat tanggal 18 Februari 2023, dan akan berangkat 4 pesawat yang membawa 80 ton bantuan kemanusiaan tidak hanya ke Turki, tetapi juga ke Suriah.
"Bantuan kemanusiaan ini antara lain berupa makanan siap saji, matras, selimut, tenda, baju hangat, hygiene kit, sleeping bag, tenda keluarga, sweater anak-anak dan lain-lain yang diperlukan oleh mereka," urai Menlu Retno.
"Sebagai catatan, jumlah dan jenis bantuan yang akan diberangkatkan masih dapat berubah menyesuaikan dengan perkembangan kebutuhan di lapangan," tambahnya.