Inggris Sebut Rusia Kehilangan Rata-rata 800 Tentara per Hari dalam Seminggu Terakhir di Medan Perang Ukraina

JAKARTA - Rusia kehilangan banyak pasukan dalam jumlah besar dan cepat, lebih dari 800 orang per hari, sejak invasi setahun yang lalu, menurut data intelijen Kementerian Pertahanan Inggris.

Moskow disebut mencatat jumlah kematian tentara yang belum pernah terjadi sebelumnya sejak invasi, saat serangan musim semi yang telah diantisipasi Kyiv dimulai.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky pekan lalu menyatakan, Rusia telah memulai serangan terencana yang telah diperingatkan para analis selama berminggu-minggu.

Kementerian Pertahanan Inggris mengatakan, serangan pertama telah memberikan pukulan berat bagi pasukan penyerang Rusia.

"Selama dua minggu terakhir, Rusia kemungkinan menderita tingkat korban tertinggi sejak minggu pertama invasi ke Ukraina," kata Kementerian Pertahanan dalam sebuah pernyataan pada Hari Minggu, melansir The National News 13 Februari.

Kementerian mengatakan, sementara angka dari Kyiv tidak dapat diverifikasi, "tren yang diilustrasikan oleh data kemungkinan besar akurat."

"Rata-rata selama tujuh hari terakhir adalah 824 korban per hari, lebih dari empat kali angka yang dilaporkan selama Juni-Juli 2022," jelas kementerian, menambahkan bahwa tentara Ukraina mencatat angka kehilangan yang tinggi.

"Meningkatnya jumlah korban Rusia kemungkinan besar disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk kurangnya personel terlatih, koordinasi dan sumber daya di garis depan, mencontohkan kondisi di Vuhledar dan Bakhmut," pernyataan itu menyimpulkan.

Sementara itu, kelompok paramiliter Rusia Grup Wagner pada Hari Minggu mengklaim telah merebut sebuah desa beberapa kilometer dari kota utama Bakhmut.

Diketahui, Moskow selama berbulan-bulan mencoba menguasai Bakhmut di wilayah Donestsk. Kota yang memiliki populasi 73.000 sebelum perang itu secara strategi vital, karena terletak di jalan raya strategis dan dekat beberapa jalur kereta api.

Menguasai kota tersebut di bawah kendali mereka, akan memberi Rusia kesempatan untuk melancarkan serangan di kota-kota terdekat.

Yevgeny Prigozhin, kepala Wagner, mengatakan pada Hari Minggu: "Hari ini, unit penyerangan Wagner merebut kota Krasna Hora."

Persaingan antara kelompok tersebut, yang sebagian besar terdiri dari narapidana, dan tentara Rusia muncul ke permukaan selama peperangan untuk menguasai Bakhmut. Namun, Kremlin menyangkal adanya keretakan.

Sebelumnya, Prigozhin pada 11 Januari mengklaim para pejuangnya telah menguasai Kota Soledar, sebuah kota pertambangan garam dengan populasi sebelum perang sekitar 10.000 di dekat Bakhmut.

Berselang dua hari kemudian, Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan, pasukan Moskow telah menguasai kota itu.