Bantu Upaya Pemulihan Kesepakatan Nuklir 2015, IAEA Siap Berikan Dukungan Elemen Pemantauan untuk Jaminan Iran
JAKARTA - Kepala pengawas nuklir Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) telah mengusulkan kesepakatan alternatif terkait Kesepakatan Nuklir Iran, yang diharapkan dapat memecahkan kebuntuan dalam pembicaraan antara Teheran dengan kekuatan dunia.
Rafael Grossi, direktur jenderal Badan Energi Atom Internasional (IAEA) mengatakan, beberapa minggu dan bulan mendatang akan sangat penting dalam menentukan arah pembicaraan.
Kesepakatan bernama resmi Rencana Aksi Komprehensif Bersama (JCPOA) yang ditandatangani pada 2015, runtuh setelah Presiden AS Donald Trump menarik diri pada tahun 2018, menerapkan kembali sanksi perbankan dan minyak yang parah terhadap Iran.
Grossi melontarkan gagasan kesepakatan alternatif sebagai sarana untuk memecahkan stagnasi.
"Eropa telah menjadi pendukung JCPOA yang sangat kuat," katanya, melansir The National News 8 Februari.
"Tentunya faktor geostrategis menjadi pertimbangan karena jaraknya tidak terlalu jauh dan pertimbangan Timur Tengah yang kami sebutkan sangat penting," lanjutnya.
"Saya pikir dalam kasus Eropa, sangat penting bagi mereka untuk terus mendukung kami dalam upaya menemukan jalan maju yang layak - JCPOA atau tanpa JCPOA," terang Grossi.
"Yang perlu kami pastikan adalah, kami memiliki elemen yang diperlukan untuk memastikan tidak ada proliferasi, bahwa program [nuklir] ini tidak melewati batas."
"Dan itu mungkin melalui sesuatu seperti JCPOA atau yang lainnya. Dalam hal ini saya netral."
Grossi mengatakan, IAEA yang berbasis di Wina, Austria akan bersedia untuk "menyediakan elemen pemantauan untuk membantu Iran memberikan jaminan, yang mereka katakan ingin mereka berikan kepada dunia, bahwa tidak ada penyimpangan bahan nuklir".
Namun, dia mengatakan peran pengawas itu benar-benar non-politik.
Lebih lanjut, Grossi membantah IAEA memberi masyarakat internasional rasa aman palsu dengan mengatakan Iran tidak memiliki senjata nuklir.
Dia mengatakan, IAEA memiliki inspektur di Iran setiap hari dan meskipun akses ke beberapa situs nuklir dibatasi, mereka mengetahui situasinya dengan baik.
Ia juga membantah anggapan ikatan Rusia dengan Iran dapat menghalangi pekerjaan IAEA, untuk memantau program nuklir rezim tersebut.
"Rusia tidak memiliki kemampuan untuk menghalangi pekerjaan IAEA di Iran," tegas Grossi.
Ia pun tetap optimis, meski pembicaraan untuk mengembalikan Kesepakatan Nuklir Iran belum mengalami kemajuan.
"Saya tidak akan putus asa dalam arti JCPOA tidak dapat dihidupkan kembali," sebutnya.
Baca juga:
- KBRI Ankara Berhasil Evakuasi 123 WNI di Wilayah Terdampak Gempa Turki, Satu Orang Asal Bali Tewas
- Menhan Rusia Keluarkan Peringatan, Keterlibatan NATO di Ukraina Bisa Timbulkan Eskalasi Tak Terprediksi
- Zona Perang dan Dibombardir, Wilayah Terdampak Gempa Turki di Suriah Belum Terima Bantuan Tim Penyelamat Internasional
- Parlemen Setujui Mendagri dan Kepala SBU Baru, Presiden Zelensky Minta Polemik Pergantian Menhan Dihentikan
"Saya tidak mengatakan ya JCPOA [atau] tidak JCPOA. Yang penting adalah menjaga aturan non-proliferasi dengan kuat, dan kita akan lihat nanti," tukasnya.
"Beberapa minggu dan bulan ke depan akan sangat penting untuk menentukan apakah ada kemungkinan," tandasnya.
Grossi menambahkan, penting untuk segera mencapai kesepakatan terkait dengan JCPOA.
"“Kesenjangan itulah yang membuat saya khawatir saat ini karena kami kehilangan visibilitas dan program terus berjalan. Inilah mengapa saya harus pergi ke Teheran. Kita perlu bicara dan kita harus melakukannya segera," pungkasnya.