Kamu Harus Tahu, Warga di 2 Dusun di Kepulauan Meranti Riau Belum Bisa Nikmati Aliran Listrik

JAKARTA - Dusun Kelapa dan Dusun Cempedak di Desa Bokor Kecamatan Rangsang Barat (Pulau Rangsang) Kabupaten Kepulauan Meranti, Riau ternyata belum menikmati aliran listrik dari PT PLN. Selama ini, warga mengandalkan sumber energi dari dusun tetangga.

"Selama ini kami hanya menumpang dengan tetangga, dan harus membeli kabel listrik. Itu pun hanya untuk penerangan saja, tidak bisa digunakan untuk menonton televisi bahkan peralatan listrik lainnya," ungkap Usman, warga Desa Bokor ditemui di Kepulauan Meranti, Rabu 8 Februari dilansir Antara.

Hampir 1,5 kilometer persegi kawasan di Desa Bokor dan terdapat ratusan rumah tidak ada jaringan listrik. Masyarakat cuma mengandalkan tiang kayu sebagai sandaran kabel listrik. Kayu yang digunakan pun tidak akan tahan lama.

Meski demikian, pihak desa setempat juga telah mengajukan usulan ke PT PLN (Persero) ULP Selatpanjang dan Pemkab Meranti melalui Bagian Ekonomi Setda setempat terkait permintaan pemasangan jaringan listrik, sehingga daerah tersebut bisa menikmati penerangan yang lebih baik.

Usman berharap pihak PLN cepat tanggap dan bisa memberikan pelayanan prima kepada masyarakat karena listrik adalah kebutuhan utama.

"Kalau ini dibiarkan berlarut akan berpengaruh langsung dengan ekonomi masyarakat," ujarnya.

Sementara, Kepala Bagian Ekonomi Setda Kepulauan Meranti, Herlim, tidak menampik soal masih adanya sejumlah wilayah di Kecamatan Rangsang Barat yang belum ada jaringan listrik. Pihaknya saat ini juga sedang melakukan inventarisasi desa-desa mana saja yang menjadi prioritas.

"Bagi desa-desa yang masih ada wilayahnya yang belum terjangkau jaringan listrik, kami minta bantu agar bisa memberikan data ke kami dan nanti dijadikan usulan ke provinsi dan pusat. Sebab (soal realisasi) itu urusannya mereka, nanti kami yang mengkoordinasikan ke sana melalui usulan tersebut," kata Herlim.

Terpisah, Manajer PT PLN (Persero) ULP Selatpanjang Richard Tambunan ketika dikonfirmasi menuturkan, pihaknya sudah melakukan survei di lapangan. Menurut dia, wilayah yang dimaksud memang masih menggunakan batang kayu untuk penyangga kabel listrik.

"Iya, kami sudah melakukan survei di lapangan. Saat ini sedang menunggu tiang dari Dumai untuk memenuhi usulan desa belum yang masuk jaringan listrik. Namun, kami tidak bisa memastikan kapan tiang tersebut akan datang, yang pasti tahun 2022 sudah kami ajukan," ungkapnya.

Ia menyebutkan untuk sementara desa bisa menggunakan tiang yang tidak terpakai dari wilayah yang sudah teraliri listrik dengan menyurati pemda setempat. Kemudian PLN akan membantu melakukan pemasangan.