Pemerintah Suriah Disebut Mengebom Wilayah yang Dikuasai Pemberontak Usai Gempa Bumi
JAKARTA - Inggris mengecam Pemerintah Suriah di bawah Presiden Bashar al-Assad yang dituding tega melancarkan serangan di wilayah yang diduduki kelompok pemberontak, tak lama setelah gempa bumi berkekuatan 7,8 SR terjadi di Turki dan dampaknya dirasakan hingga Suriah.
Anggota Parlemen Inggris Alicia Kearns yang mengetuai Komite Urusan Luar Negeri mengatakan, Presiden Bashar al-Assad melancarkan "serangan yang benar-benar tidak berperasaan dan keji" di Marea, sebuah kota di Suriah barat laut yang terkena dampak gempa, seperti dikutip dari Sky News 8 Februari.
Sementara, Menteri Luar Negeri James Cleverly mengkritik pengeboman tersebut, menilainya sama sekali tidak bisa diterima.
"(Kearns) benar sekali untuk menyoroti pengeboman yang benar-benar tidak dapat diterima segera setelah bencana alam ini," ujar Cleverly.
"Sayangnya ini berbicara tentang pola perilaku lama rezim Assad, rezim yang kami kutuk, telah disanksi dan akan terus dijatuhkan sanksi, bekerja dengan teman dan mitra internasional kami, untuk mencoba dan mencegah perilaku seperti ini terjadi lagi," lanjutnya.
Pernyataan Kearns, politisi Partai Konservatif, muncul setelah organisasi penyelamat Helm Putih mengeluarkan surat kepada para diplomat, yang mendesak mereka untuk menekan Damaskus "untuk memastikan bahwa tidak ada pemboman di daerah yang terkena dampak". Marea adalah kota yang berjarak 35 km utara Aleppo
"Kemarin dia membom Marea, yang merupakan daerah yang terkena dampak gempa, dalam serangan yang benar-benar tidak berperasaan dan keji serta oportunisme baginya untuk mencoba menyerang dan menghancurkan oposisi moderat," ujar Kearns kepada anggota parlemen pada Hari Selasa, seperti mengutip The National News.
Terpisah, sumber militer yang ditempatkan di dekat lokasi mengonfirmasi insiden itu ke Middle East Eye (MEE), dengan mengatakan "tidak ada kerugian material atau manusia."
"Semua orang disibukkan dengan bencana gempa," tambahnya.
Sedangkan sumber sipil mengatakan, pemboman terjadi kurang dari dua jam setelah gempa bumi di Turki.
"Saya mendengar suara beberapa peluru jatuh di pinggiran daerah itu sekitar pukul 02.00," kata sumber itu.
Mamoun al-Khatib, seorang aktivis yang berbasis di Marea mengatakan kepada MEE, bahwa empat atau lima peluru telah menghantam daerah tersebut.
Baca juga:
- Jerman, Denmark dan Belanda Bakal Sediakan Tank Leopard 1 untuk Ukraina: Tua Tapi Sudah Teruji
- Korban Tewas Gempa Turki Tembus 7.800 Orang, Tim Penyelamat Berpacu dengan Waktu dan Musim Dingin
- AS-Israel Gelar Latihan Militer, Iran Pamer Pangkalan Udara Bawah Tanah: Mampu Ditempati Jet Tempur hingga Drone
- Rusia Klaim Struktur Perlindungan di PLTN Zaporizhzhia Hampir Selesai
Diketahui, jumlah korban jiwa di Suriah akibat gempa bumi yang terjadi diperkirakan sekitar 1.932, menurut pemerintah dan layanan penyelamatan di barat laut yang dikuasai pemberontak, seperti melansir Reuters.
Kondisi sulit, termasuk suhu beku, dikatakan menghambat upaya, terutama di Suriah yang dikuasai pemberontak, di mana orang memiliki lebih sedikit sumber daya dan kurangnya rute untuk mengirimkan bantuan.