Galak! Rupiah Sudah ke Rp13.000-an per Dolar AS Lagi Lho
JAKARTA - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada awal tahun 2021, ditutup menguat menembus level psikologis Rp14.000 per dolar AS, di akhir perdagangan Senin 4 Januari.
Rupiah ditutup menguat 155 poin atau 1,1 persen ke posisi Rp13.895 per dolar AS dari posisi penutupan hari sebelumnya Rp14.050 per dolar AS.
"Penguatan rupiah didukung ekspektasi bahwa suku bunga AS akan tetap rendah dan harapan untuk pemulihan ekonomi global dari COVID-19," kata Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi dikutip dari Antara, Senin 4 Januari.
Bank sentral AS The Federal Reserve, dijadwalkan untuk merilis risalah dari pertemuan Desember pada Rabu 6 Januari. Investor akan mencari detil lebih lanjut tentang diskusi yang membuat panduan kebijakan ke depan mereka lebih eksplisit dan peluang peningkatan lebih lanjut dalam pembelian aset pada 2021.
Di samping itu, semua mata tertuju pada pemilihan putaran kedua 5 Januari di negara bagian Georgia untuk mengisi dua kursi senat AS guna memutuskan partai yang akan mengendalikan majelis.
Dengan Senat Partai Republik telah memblokir dorongan untuk meningkatkan jumlah pemeriksaan stimulus COVID-19 dari 600 dolar AS menjadi 2.000 dolar AS selama seminggu terakhir, hasilnya akan menentukan apakah Presiden terpilih Joe Biden dapat mendorong agenda legislatifnya, yang mencakup lebih banyak stimulus melalui Kongres.
Sementara itu, media Jepang melaporkan bahwa keadaan darurat sedang dipertimbangkan untuk Tokyo dan dapat diumumkan dalam waktu seminggu. Dengan kota yang menghadapi rekor tingkat infeksi, investor akan memperhatikan konferensi pers Perdana Menteri Yoshihide Suga untuk menandai awal 2021.
Di Inggris Raya, Perdana Menteri Boris Johnson juga mengisyaratkan kemungkinan pembatasan kuncian yang lebih ketat di negaranya. Namun, di bidang vaksin, Inggris akan menjadi negara pertama yang meluncurkan AZD1222, vaksin COVID-19 yang dikembangkan oleh AstraZeneca PLC dan Universitas Oxford.
Baca juga:
Vaksin tersebut, yang disetujui oleh badan pengatur produk obat dan kesehatan setempat pada 30 Desember 2020, disebut lebih mudah dibawa dan berbiaya rendah.
Dari domestik, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Indeks Harga Konsumen (IHK) mengalami kenaikan harga atau inflasi sebesar 1,68 persen sepanjang tahun lalu. Secara bulanan, tingkat harga inflasi 0,45 persen pada Desember 2020.
Inflasi tersebut lebih besar dari 0,28 persen pada November 2020 dan 0,34 persen pada Desember 2019. Hal tersebut berarti positif karena konsumsi masyarakat sudah kembali menggeliat.
Terkait vaksin, pemerintah sudah mendistribusikan vaksin COVID-19 ke 34 provinsi walaupun dalam gelombang pertama masih difokuskan ke Instansi-instansi tertentu. Sedangkan vaksinasi dilakukan pada Januari 2021 hingga April 2021. Vaksin akan disuntikkan kepada 1,3 juta petugas kesehatan dan 17,4 juta petugas publik.
"Niat baik pemerintah sudah cukup membawa pelaku pasar kembali masuk ke pasar finansial dalam negeri karena bukti sudah bisa diperlihatkan dan pemerintah begitu cepat dan tanggap tentang penanganan COVID-19 ini," ujar Ibrahim.