Satu Rudal dari Jet Tempur F-22 Milik AS Jatuhkan Balon Diduga Mata-mata Milik China

JAKARTA - Pesawat tempur militer AS menembak jatuh balon mata-mata China yang dicurigai saat melayang di lepas pantai Carolina Selatan, Sabtu, 4 Februari. Penembakan ini mengakhiri kisah dramatis yang menyoroti memburuknya hubungan China-AS.

"Kami berhasil menurunkannya dan saya ingin memuji penerbang kami yang melakukannya," kata Presiden Joe Biden dilansir dari Chanelnewsasia.com, Minggu, 5 Februari. 

Biden melanjutkan, perintah untuk menembak jatuh balon mata-mata dilakukan pada Rabu lalu. Namun, Pentagon menunggu agara posisi balon berada di atas perairan terbuka untuk melindungi warga sipil dari puing-puing yang jatuh ke Bumi dari ketinggian ribuan kaki (meter) di atas lalu lintas udara komersial.

Beberapa pesawat tempur dan pengisian bahan bakar terlibat dalam misi tersebut. Tetapi hanya jet tempur F-22 dari Pangkalan Angkatan Udara Langley di Virginia mengambil gambar pada 14:39 (1939 GMT), menggunakan satu pesawat supersonik AIM-9X. 

Balon itu ditembak jatuh sekitar enam mil laut lepas pantai AS, di atas perairan yang relatif dangkal. 

Penembakan terjadi tak lama setelah pemerintah AS memerintahkan penghentian penerbangan masuk dan keluar dari tiga bandara South Carolina (Wilmington, Myrtle Beach dan Charleston). Penerbangan dilanjutkan pada Sabtu sore.

Balon tersebut pertama kali memasuki wilayah udara AS pada 28 Januari sebelum pindah ke wilayah udara Kanada pada Senin 30 Januari. Kemudian masuk kembali ke wilayah udara AS pada 31 Januari.

"Begitu melintasi daratan AS, ia tidak kembali ke perairan terbuka, membuat penembakan menjadi sulit," kata seorang pejabat pertahanan AS. 

Pejabat AS tidak secara terbuka mengungkapkan keberadaan balon tersebut di atas Amerika Serikat hingga Kamis. Washington menyebutnya sebagai "pelanggaran yang jelas" terhadap kedaulatan AS dan memberi tahu Beijing tentang penembakan itu pada hari Sabtu. 

"Penilaian kami - dan kami akan belajar lebih banyak saat kami mengambil puing-puing - adalah bahwa itu tidak mungkin memberikan nilai tambahan yang signifikan melebihi kemampuan intel (Cina) lainnya, seperti satelit di orbit rendah Bumi," kata pejabat senior pertahanan AS.

Menteri Pertahanan Lloyd Austin pertama kali mengumumkan penembakan itu, dengan mengatakan balon itu digunakan oleh China "dalam upaya untuk mengawasi situs-situs strategis di daratan Amerika Serikat."

Seorang fotografer Reuters yang menyaksikan penembakan itu mengatakan aliran datang dari jet dan menabrak balon, tetapi tidak ada ledakan. Kemudian mulai jatuh, kata fotografer. Militer AS tidak segera memulihkan muatan dari balon pengintai China, kata pejabat