Kemenkes Akselerasi Infrastruktur Digital Sulsel untuk SatuSehat

JAKARTA - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengakselerasi pengembangan infrastruktur digital kesehatan di Sulawesi Selatan (Sulsel) untuk mendukung integrasi 156 fasilitas layanan kesehatan setempat dalam platform SatuSehat.

"Pemenuhan akses internet memadai menjadi kebutuhan dasar dan krusial dalam memberikan pelayanan kesehatan yang merata dan berkualitas," kata Lead SatuSehat sekaligus Chief Operating Officer DTO Kemenkes, Daniel Oscar Baskoro Daniel, dilansir ANTARA, Sabtu, 4 Februari.

Dia mengatakan Pusat Data dan Teknologi Informasi bersama Digital Transformation Office (Pusdatin-DTO) kini memperluas uji coba dan pendampingan integrasi platform SatuSehat di Sulawesi Selatan pada 31 Januari hingga 2 Februari 2023, setelah program serupa dilaksanakan di Pulau Jawa-Bali.

Mengawali lokakarya kali ini Pusdatin-DTO juga menggelar Focus Group Discussion (FGD) bersama stakeholders daerah untuk melakukan pemetaan sekaligus optimalisasi pengembangan infrastruktur dan akses internet di fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes) di Sulsel.

Hal tersebut dilatarbelakangi hasil survei yang dilakukan Kemenkes pada tahun 2022 yang menyebutkan bahwa 84 persen puskesmas di Sulsel belum memiliki akses internet, kata Daniel.

Selain itu sebanyak 20 persen puskesmas belum memiliki perangkat keras memadai guna mendukung digitalisasi layanan kesehatan. “Terutama di tengah upaya penerapan rekam medis elektronik di seluruh fasyankes yang terintegrasi SatuSehat,” katanya.

FGD tersebut melibatkan berbagai lembaga pemerintahan lintas sektor di Sulsel, seperti BAKTI Kominfo, Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo), Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda), hingga Dinas Kesehatan Sulsel dan Kota Makassar.

Terdapat lima aspek yang dibahas pada FGD tersebut yaitu infrastruktur, Sumber Daya Manusia (SDM), pembiayaan, proses bisnis, serta sistem monitoring evaluasi terhadap implementasi integrasi RME dan platform SatuSehat di Sulsel.

“Dari hasil FGD tersebut disusun rencana aksi berupa penentuan program prioritas serta dukungan dan kolaborasi yang dibutuhkan, baik dari pemerintah daerah maupun pusat,” kata Associate Product Research DTO yang bertugas sebagai fasilitator FGD Anesthesia Novianda.

Menanggapi hal tersebut Sekretaris Dinkes Sulsel, Rahmat Jaya, mengatakan pihaknya sedangkan berkoordinasi terkait penganggaran dan pengadaan infrastruktur dan SDM yang dibutuhkan di tiap wilayah.

Secara bersamaan uji coba dan pendampingan integrasi platform SatuSehat juga dilaksanakan. Hasilnya ada 156 fasyankes di Sulsel yang siap terintegrasi, terdiri dari 100 puskesmas serta 56 klinik dan rumah sakit.

“Angka tersebut akan terus bertambah karena pendampingan terus diberikan kepada seluruh fasyankes di Sulsel hingga seluruhnya siap terintegrasi pada tahun ini,” katanya.

Kegiatan tersebut didukung oleh United States Agency for International Development - The Country Health Information Systems and Data Use (USAID CHISU), serta bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi dan Dinkes Sulsel.