Menko Airlangga Dorong Pengusaha Manfaatkan Dana Pasar Modal Rp180 Triliun
JAKARTA – Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mendorong sejumlah pelaku usaha untuk memaksimalkan kesempatan untuk menggalang dana melalui pasar modal pada sepanjang 2021. Dia menyebut, perkiraan dana yang bakal membanjiri sektor keuangan ini mencapai Rp150 triliun hingga Rp180 triliun.
“Kami berharap pada tahun ini banyak perusahaan yang mencari dana di pasar modal meski di tengah situasi pandemi,” ujarnya saat membuka perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI), di Jakarta,Senin, 4 Januari seperti yang dilansir oleh Antara, Senin 4 Januari.
Airlangga menambahkan, salah satu siasat pemerintah dalam memacu aktivitas emiten di pasar modal adalah dengan merilis Surat Berharga Negara (SBN).
“Melalui SBN yang dengan yield sekitar 3,64 persen kami menginginkan lebih banyak IPO [initial public offering] ataupun mencari dana dari pasar modal," tambahnya.
Melalui upaya ini, kata dia, dapat membantu proses pemulihan ekonomi Indonesia sejalan dengan penurunan risiko ketidakpastian di pasar keuangan global.
"Dan IHSG diprediksi bisa mencapai 6.800 atau pun ke 7.000 di akhir Desember 2021. Hal tersebut mengingat pada 22 Desember sempat menyentuh di 6.165 walaupun di akhirnya sedikit di bawah 6.000," katanya.
Asumsi APBN 2021
Dalam kesempatan tersebut Menko Airlangga juga memaparkan terkait dengan asumsi penggunaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2021. Salah satu acuan yang cukup penting adalah soal nilai tukar rupiah.
"Pada asumsi makro APBN tahun ini, inflasi ditargetkan 3 plus minus 1 persen dan nilai tukar Rp14.600 per dolar," ungkap dia.
Selain itu, dukungan melalui Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) juga dilanjutkan dengan anggaran Rp372,3 triliun. Melalui alokasi dana ini pemerintah membidik peningkatan berharap daya beli masyarakat.
Baca juga:
Adapun melalui UU Cipta Kerja, pemerintah menaruh menargetkan dapat mengakselerasi peningkatan lapangan kerja serta mendukung terciptanya kemudahan berusaha atau Ease of Doing Business (EoDB) baik untuk pengusaha nasional, pengusaha UMKM maupun para investor.
"Pemerintah mempunyai goals besar dengan membawa 64 juta sektor informal bisa bertransformasi jadi sektor formal. Apalagi pasar modal terus membuka diri terhadap crowdfunding, kami yakin mereka bisa masuk dalam sistem keuangan secara lebih luas," tutup Airlangga.