Ringankan Krisis Energi Akibat Perang, Ukraina Siapkan Jutaan Lampu LED untuk Warganya
JAKARTA - Warga Ukraina didesak untuk menukar bola lampu lama dengan bola lampu LED hemat energi gratis pada Hari Senin, di bawah skema yang dimaksudkan untuk meringankan kekurangan energi yang disebabkan oleh serangan Rusia.
Meluncurkan program yang didukung oleh Uni Eropa dan ditujukan untuk mengganti 50 juta bola lampu, Menteri Ekonomi Yulia Svyrydenko mengatakan, semua orang dewasa akan dapat menukar lima bola lampu pijar dengan lima bola lampu LED di kantor pos.
Tujuannya adalah, untuk mengurangi seperempat defisit energi yang disebabkan oleh serangan rudal dan pesawat tak berawak Rusia pada infrastruktur listrik yang sering menyebabkan jutaan orang Ukraina tanpa lampu, air, atau pemanas dalam beberapa bulan ke depan
"Ukraina berperang di bidang militer, ekonomi dan energi," kata Svyrydenko dalam jumpa pers, dikutip dari Reuters 31 Januari.
"Ini merupakan langkah penting untuk mengurangi tekanan pada sistem energi Ukraina," tandasnya.
Satu bohlam LED menggunakan listrik delapan kali lebih sedikit daripada bohlam yang lebih tua, katanya.
Penghematan energi sangat penting untuk membantu warga Ukraina melewati musim dingin pertama sejak Rusia menginvasi negara mereka.
Pejabat pemerintah mengatakan, sekitar 40 persen dari sistem energi telah rusak, sementara beberapa pembangkit listrik Ukraina berada di wilayah yang diduduki oleh pasukan Rusia.
Operator jaringan nasional Ukrenergo mengatakan pada Hari Senin defisit energi "signifikan", dengan konsumsi meningkat pada awal minggu kerja dan suhu turun di bawah nol. Itu memberlakukan pemadaman listrik terjadwal di seluruh negeri.
Matti Maasikas, Duta Besar Uni Eropa untuk Ukraina mengatakan, aliansi 27 negara itu akan menyediakan 30 juta bola lampu LED dan Prancis akan menyediakan 5 juta bola lampu lagi.
Maasikas menambahkan, Uni Eropa juga menyediakan generator dan peralatan lainnya.
Diketahui, sejak Oktober, Rusia telah mengakui menargetkan jaringan energi sipil Ukraina jauh dari garis depan, karena serangan balasan Ukraina telah merebut kembali wilayah dari penjajah Rusia di timur dan selatan.
Baca juga:
- Dilanda Perang, Ukraina Anggarkan Investasi Rp8,1 Trilun untuk Pengadaan Drone Tahun 2023
- Diduga Keracunan Makanan, 100 Murid Sekolah Asrama di India Dilarikan ke Rumah Sakit
- Antisipasi Ancaman Korea Utara, Amerika Serikat dan Korea Selatan Sepakat Perluas Latihan Militer
- Korban Tewas Tembus 90 Orang: Indonesia Kutuk Bom Bunuh Diri Pakistan, Kemlu Pastikan WNI Selamat
Moskow mengatakan, tujuan serangan misilnya adalah melemahkan kemampuan Ukraina untuk berperang dan mendorongnya untuk bernegosiasi.
Adapun Kyiv mengatakan serangan terhadap infrastruktur merupakan kejahatan perang, yang sengaja dimaksudkan untuk merugikan warga sipil dan melanggar kehendak nasional.
"Kami akan memperbarui segalanya dan melewati semua ini karena kami adalah orang yang tidak bisa dihancurkan," tegas Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky Oktober, seperti mengutip Reuters.