Main Horor Pertama Kali, Hanggini Kesulitan Belajar Mantra Bahasa Jawa
JAKARTA - Hanggini antusias mendapat pengalaman film horor pertama di Para Betina Pengikut Iblis. Film ini mengisahkan Sumi (Mawar de Jongh) tinggal seorang diri mengurus ayahnya yang sakit.
Demi memenuhi kebutuhan hidup, ia berjualan gulai dari daging manusia di kampung. Hal ini meninggalkan tanda tanya kala hilangnya warga kampung.
Selain itu, Sari (Hanggini) menjadi dukun santet setelah adiknya dibunuh. Sari bertekad balas dendam lantaran mayat sang adik hilang dari kuburan. Para wanita ini bersekutu dengan iblis yang menjadi awal dari konflik utamanya.
Biasa bermain drama, Hanggini mengaku harus menyesuaikan berbagai hal baru saat syuting film horor. "Yang pasti banyak ya perubahan-perubahan yang biasanya aku di drama terus ke horor. Mungkin dari jam kerjanya, terus lokasi-lokasinya yang jauh banget, terus mungkin mantra-mantranya dari juga yang biasanya aku pakai bahasa indonesia yang nggak formal, sekarang udah formal. Terus mantra-mantra itu susah banget buat aku, bahasa Jawa," papar Hanggini ditemui di Jakarta Selatan, Jumat, 27 Januari.
Baca juga:
Untuk belajar bahasa Jawa, Hanggini mharus bekerja keras. "Wah itu aku awalnya setiap hari sih, pas lagi reading, pulang di mobil, lagi makan di rumah, aku hafalin lagi, aku baca terus, berapa lamanya gak diitung sih. Pokoknya setiap hari setiap abis reading aku baca terus aja," ingatnya.
Meskipun keturunan Jawa, Hanggini jarang berbahasa Jawa sehingga butuh latihan keras. "Walaupun aku orang Jawa cuma aku kan ga terlalu fasih bahasa Jawa. Jadi ini ada beberapa bahasa yang aku harus latihan lagi, pasti susah sih ada tantangan tersendiri," kenangnya.
Karakter Sari, lanjutnya, sudah tobat namun ada saja cobaan yang membuatnya sulit keluar dari persekutuannya dengan setan. "Dia sudah bener-bener gak mau bersekutu lagi sama iblis karena dulu dia sempet pernah, tapi akhirnya karena ada yang bunuh adiknya jadi sebel terjerumus lagi sama iblis," terangnya.