Guinea Tertarik Gunakan Pesawat Buatan PT Dirgantara Indonesia

JAKARTA - Menteri Perhubungan (Menhub) RI Budi Karya Sumadi dan Menteri Transportasi Guinea Felix Lamah menandatangani "letter of intent" (Loi) sebagai langkah awal komitmen kedua negara itu untuk menjajaki kerja sama di bidang penerbangan.

"Kami membuka peluang itu dan siap untuk bekerja sama dengan Pemerintah Guinea," kata Menhub dalam keterangan tertulisnya, dikutip dari Antara, Jumat 27 Januari.

Sebelumnya, Menhub menerima kedatangan Menteri Transportasi Guinea itu di Jakarta, Kamis. Adapun kesepakatan awal kerja sama antara Indonesia dengan negara yang terletak di Afrika Barat ini selanjutnya akan ditindaklanjuti di level teknis.

Kunjungan Menteri Transportasi Guinea itu merupakan tindak lanjut dari pertemuan Duta Besar RI di Dakar, Senegal dengan pihak Pemerintah Guinea pada September 2022.

Selain menyampaikan kebutuhan nya untuk memodernisasi sektor transportasi, pihak Guinea juga tertarik untuk bekerja sama di bidang transportasi dengan Indonesia, khususnya di sektor transportasi udara.

Dalam kunjungannya ke Indonesia, Menteri Transportasi Guinea mengunjungi beberapa tempat, salah satunya ke PT Dirgantara Indonesia (DI). Pemerintah Guinea menyebut akan mendirikan maskapai nasional (Guinea Air) dan tertarik untuk menggunakan pesawat buatan PT DI.

Lebih lanjut, Menhub mengatakan PT DI merupakan salah satu perusahaan strategis yang dimiliki Indonesia di bidang manufaktur pesawat udara beserta komponennya.

"PT DI telah memproduksi sejumlah pesawat udara, yang sampai saat ini telah digunakan oleh berbagai negara, baik sebagai angkutan penumpang maupun keperluan militer," ucap dia.

Ia menuturkan bahwa sektor transportasi laut dan udara memiliki peranan yang sangat penting dalam mewujudkan konektivitas di wilayah Indonesia yang berbentuk kepulauan.

"Untuk itu, kami telah membentuk berbagai perusahaan strategis sebagai industri manufaktur untuk mendukung kebutuhan industri aviasi, salah satunya PT DI," ujar Menhub.

Selain itu, ia mengungkapkan peluang kerja sama tidak hanya di sektor udara, tetapi juga terbuka untuk sektor lainnya yaitu di darat, laut, perkeretaapian. Selain itu, juga untuk pemenuhan SDM di sektor transportasi udara yang sesuai dengan program dan kurikulum standar Organisasi Penerbangan Sipil Internasional (ICAO).

"Saya akan berkoordinasi dengan Bapak Dubes untuk dapat memfasilitasi identifikasi kerjasama yang lebih konkret," kata Menhub.

Turut hadir dalam kegiatan tersebut, yakni Duta Besar RI untuk Guinea Dindin Wahyudin dan Dirjen Perhubungan Udara Kemenhub Maria Kristi Endah Murni.