Bakamla-AS Tingkatkan Kerja Sama Keamanan Maritim
JAKARTA - Badan Keamanan Laut (Bakamla) dan Amerika Serikat meningkatkan kerja sama untuk mendukung keamanan wilayah perairan dan wilayah yurisdiksi Indonesia dari ancaman kejahatan lintas negara.
Wakil Asisten Menteri Luar Negeri AS untuk Biro Urusan Narkotik Internasional dan Penegakan Hukum (INL) Lisa A. Johnson mengatakan dirinya bersama dengan tim US Coast Guard (USCG) telah berkunjung ke Batam, Kepulauan Riau, untuk memberikan pelatihan kepada personel Bakamla.
“Yang kami lakukan adalah membantu membangun pusat pelatihan maritim yang akan menjadi fasilitas tercanggih di negara ini yang modelnya akan sedikit mirip dengan pusat pelatihan maritim di Yorktown, Virginia, AS,” kata Johnson dilansir ANTARA, Kamis, 26 Januari.
“Saya berharap pusat pelatihan ini akan selesai sebelum musim panas,” kata dia.
Kerja sama antara Amerika Serikat dan Bakamla RI telah dimulai sejak 2014. Pembangunan pusat pelatihan maritim senilai 3,5 juta dolar AS (sekitar Rp52 miliar) itu merupakan upaya berkelanjutan AS bermitra dengan Indonesia dalam memerangi kejahatan transnasional.
Johnson mengatakan Bakamla merupakan garda terdepan penjaga pantai Indonesia sehingga perlu pelatihan yang jelas dan terencana guna meningkatkan kompetensi personel Bakamla dalam menjamin keamanan dan keselamatan di laut.
Menurut Johnson, US Coast Guard dan Bakamla juga akan menyusun kurikulum pembelajaran untuk menentukan pelatihan-pelatihan yang perlu diajarkan.
Baca juga:
Pelatihan tersebut secara keseluruhan bertujuan untuk mengatasi berbagai ancaman yang berkaitan dengan laut, seperti pelanggaran wilayah, penyelundupan manusia atau narkoba, hingga pelanggaran yang paling banyak terjadi yaitu penangkapan ikan secara ilegal.
Dia juga berharap pelatihan itu bisa menjadi bekal bagi personel Bakamla sehingga bisa menjadi instruktur pelatihan bagi personel lainnya di masa mendatang.
“Kami membantu Bakamla tidak hanya soal memerangi penyelundupan narkoba, tetapi juga segala bentuk ancaman di laut, termasuk bagaimana yang harus dilakukan ketika ada kapal asing memasuki wilayah Indonesia,” sambung dia.
“Lalu juga kapal-kapal yang melakukan penangkapan ikan secara llegal, yang menurut Bakamla menjadi tantangan utama mereka saat ini,” ujar Johnson.