Susul Jerman, Amerika Serikat Setujui Pengiriman 31 Tank M1 Abrams ke Ukraina
JAKARTA - Amerika Serikat mengumumkan mereka akan mengirimkan 31 tank tempur utama (MBT) M1 Abrams senilai 400 juta dolar AS dalam beberapa bulan ke depan untuk Ukraina pada Hari Rabu, keputusan yang membantu memecahkan kebuntuan diplomatik dengan Jerman mengenai cara terbaik untuk membantu Kyiv dalam perangnya melawan Rusia.
Presiden Joe Biden mengumumkan rencana tersebut itu di Gedung Putih, mengatakan tank-tank itu diperlukan untuk membantu Ukraina "meningkatkan kemampuan mereka untuk bermanuver di medan terbuka."
Presiden Biden berterima kasih kepada Jerman atas keputusannya untuk memasok Ukraina dengan tank Leopard 2, serta mendaftarkan perangkat keras militer di darat lainnya yang disuplai oleh sekutu NATO dan negara-negara Eropa lainnya.
"Harapan dari pihak Rusia adalah kita akan bubar," kata Biden tentang AS dan sekutu Eropa, melansir Reuters 26 Januari.
"Tapi kita sepenuhnya, sepenuhnya, dan sepenuhnya bersatu," tandasnya.
Awalya, Amerika Serikat bersikap dingin terhadap gagasan pengerahan tank M1 Abrams yang sulit dirawat, tetapi harus mengubah taktik untuk membujuk Jerman agar mengirim tank Leopard 2 yang lebih mudah digunakan ke Ukraina.
Keputusan oleh Washington dan Berlin datang ketika sekutu Barat membantu Ukraina mempersiapkan kemungkinan serangan balasan musim semi, untuk mencoba mengusir Rusia dari wilayah yang telah direbutnya.
"Tidak ada ancaman ofensif ke Rusia dari tank-tank itu," ujar Presiden Biden.
Lebih lanjut, Presiden Biden mengatakan keputusan AS itu bukan sebagai tanggapan atas tekanan dari Jerman. Diketahui, sebelumnya Jerman mengatakan bersedia mengirimkan tank miliknya jika AS juga mengirimkan tank miliknya.
"Jerman tidak memaksa saya untuk berubah pikiran, kami ingin memastikan bahwa kami semua bersama," katanya.
Terpisah, pejabat administrasi senior mengatakan Presiden Biden telah berbicara dengan Kanselir Jerman Olaf Scholz beberapa kali bulan ini tentang bantuan ke Ukraina. Dia berbicara lagi pada Hari Rabu dengan Scholz serta Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak dan Presiden Prancis Emmanuel Macron, keduanya merupakan sekutu dekat dalam membantu Ukraina.
"Pengumuman hari ini benar-benar merupakan produk dari percakapan diplomatik yang baik, sebagai bagian dari konsultasi rutin dan berkelanjutan kami dengan sekutu dan mitra mengenai bantuan keamanan ke Ukraina," kata seorang pejabat.
Lebih banyak pengumuman dari sekutu AS tentang kemampuan kendaraan lapis baja tambahan diharapkan, kata pejabat itu.
Baca juga:
- Puncak Gelombang Wabah COVID-19 di China, Kasus Infeksi Tembus 7 Juta dan 4 Ribu Orang Meninggal Dalam Sehari
- Jerman Siapkan Dua Batalion Tank Leopard 2 untuk Ukraina, Rusia Sebut Keputusan yang Sangat Berbahaya
- Jerman Putuskan Kirim Tank Leopard 2 ke Kyiv, Kanselir Scholz: Kami Mendukung Ukraina dengan Kemampuan Terbaik
- Kepala IAEA Sebut Iran Memiliki Bahan yang Cukup untuk Membuat Beberapa Senjata Nuklir
Sementara itu, Ukraina harus menunggu beberapa bulan untuk dapat menerima tank M1 Abrams, kata pejabat administrasi senior yang memberi pengarahan kepada wartawan tentang keputusan tersebut, menggambarkan langkah tersebut dalam hal menyediakan pertahanan jangka panjang Ukraina.
Militer Ukraina akan dilatih menggunakan M1 Abrams di lokasi yang belum ditentukan. Dikenal sebagai senjata yang sangat canggih dan mahal, M1 Abrams sulit dirawat dan memberikan tantangan pasokan logistik karena menggunakan bahan bakar jet.
Total biaya satu tank M1 Abrams bisa bervariasi, dan bisa lebih dari 10 juta dolar AS per tank jika termasuk pelatihan dan pemeliharaan.