Jerman Tuduh Hacker Rusia, Killnet, Lakukan Serangan DDoS ke Beberapa Website Pemerintah

JAKARTA – Aktivis peretas (hacker) asal Rusia telah membuat beberapa situs web Jerman offline pada Rabu 25 Januari. Ini mereka lakukan sebagai tanggapan atas keputusan Berlin untuk mengirim tank ke Ukraina baru-baru ini. Namun agen dunia maya Jerman, BSI, mengatakan serangan digital ini hanya memiliki sedikit efek nyata.

Jerman mengatakan pada Rabu lalu bahwa pihaknya akan memasok tank Leopard 2 ke Ukraina, untuk mengatasi keraguan tentang pengiriman persenjataan berat yang menurut Kiev penting untuk mengalahkan invasi Rusia. Namun Moskow menganggap keputusan itu sebagai provokasi yang berbahaya.

Kelompok peretas Killnet mengatakan bahwa menargetkan situs web pemerintah Jerman, bank, dan bandara dengan kampanye distribute denial-of-service (DDoS) yang terkoordinasi. Meski ini bukan serangan yang relatif canggih yang hanya bekerja dengan mengarahkan volume lalu lintas internet yang tinggi ke server yang ditargetkan namun bisa membuat web menjadi offline.

"Saat ini, beberapa situs web tidak dapat diakses. Saat ini tidak ada indikasi dampak langsung pada masing-masing layanan dan, menurut penilaian BSI, ini tidak diharapkan jika tindakan perlindungan biasa dilakukan," kata BSI dalam sebuah pernyataan, yang dikutip Reuters. “Beberapa target sektor keuangan juga terpengaruh”.

Killnet adalah kelompok "peretas" Rusia yang secara aktif memproklamirkan diri bahwa mereka menargetkan lawan yang menentang invasi Rusia ke Ukraina.

Pada Juni 2022, kelompok tersebut mengaku bertanggung jawab atas serangan DDoS terhadap pemerintah Lituania setelah negara Baltik itu memblokir aliran barang ke wilayah Rusia di Kaliningrad.

Perusahaan keamanan siber AS, Mandiant, sebelumnya juga melaporkan bahwa Killnet terkait dengan kelompok peretas Rusia lainnya, Xaknet, yang mengklaim telah meneror banyak organisasi Ukraina lewat dunia maya.

“Xaknet kemungkinan terhubung ke dinas intelijen Rusia,” kata Mandiant.

Pejabat Barat menuduh pemerintah Rusia adalah pemimpin global dalam peretasan dan menggunakan spionase dunia maya terhadap pemerintah dan industri asing untuk mencari keunggulan kompetitif. Namun, Moskow secara konsisten membantah telah melakukan operasi peretasan.

"Kami tidak mengetahui apa itu (Killnet). Kami sejujurnya bertanya-tanya mengapa ada kelompok peretas yang dikaitkan dengan Rusia dan bukan dengan negara Eropa lainnya," kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov kepada wartawan dalam jumpa pers pada Rabu lalu.