Jerman Siapkan Dua Batalion Tank Leopard 2 untuk Ukraina, Rusia Sebut Keputusan yang Sangat Berbahaya

JAKARTA - Jerman mengumumkan bakal mengirimkan tank tempur utama (MBT) Leopard 2 ke Ukraina, mempersilahkan sekutu yang memiliki tank sejenis juga mengikuti langkahnya, menjawab polemik panjang seputar pengiriman tank, dengan Rusia menilainya sebagai keputusan berbahaya.

Tekanan terhadap pemerintahan Kanselir Olaf Scholz meningkat beberapa pekan terakhir terkait pengiriman tank Leopard 2, saat Berlin mempertimbangkan dampak eskalasi yang ditimbulkan sebagai respon Rusia.

Keputusan Jerman membuka jalan bagi negara-negara lain seperti Polandia, Spanyol, Finlandia, Belanda dan Norwegia untuk memasok beberapa tank Leopard mereka ke Ukraina, menuju pengiriman ratusan tank yang menurut Ukraina dibutuhkan.

"Jerman akan selalu berada di garis depan dalam hal mendukung Ukraina," kata Kanselir Scholz kepada parlemen Jerman yang disambut tepuk tangan, melansir Reuters 25 Januari.

"...karena memang ada perang di Eropa - tidak jauh dari sini di Berlin sedang berlangsung melawan negara besar seperti Ukraina," sambungnya.

Jerman harus melakukan segala yang mungkin "tetapi pada saat yang sama kita harus mencegah perang meningkat menjadi perang antara Rusia dan NATO," katanya.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy berterima kasih kepada Scholz atas "keputusan penting dan tepat waktu" Jerman, mengatakan itu adalah "lampu hijau bagi mitra untuk memasok senjata serupa".

Ilustrasi pengangkutan tank Leopard 2 Jerman, (Wikimedia Commons/Tobias Nordhausen)

Diketahui, Jerman berencana membentuk dua batalion dengan tank Leopard 2 untuk Ukraina. Sebagai langkah awal, Berlin akan menyediakan 14 tank atau satu kompi Leopard 2 dari inventarisnya.

Satu batalion biasanya terdiri dari tiga atau empat kompi dengan masing-masing sekitar 14 tank. Sebelumnya, Polandia juga telah menjanjikan 14 tank dan Inggris telah menjanjikan 14 Challengernya sendiri.

Sementara itu, kendati sudah disetujui, butuh proses waktu beberapa bulan sebelum tank Leopard pertama diterima oleh Ukraina.

"Ini (pengiriman tank) tidak akan terjadi lebih cepat dari dalam 3 sampai 4 bulan," terang Menteri Pertahanan Jerman Boris Pistorius, seperti mengutip TASS.

Pelatihan pasukan Ukraina di Jerman akan segera dimulai, dan Jerman juga akan menyediakan logistik dan amunisi.

Selain itu, Jerman mengatakan akan mengeluarkan izin transfer yang sesuai untuk negara mitra yang ingin mengirimkan tank Leopard 2 dengan cepat dari stok mereka sendiri.

Terpisah, Rusia menggambarkan pengiriman senjata berat ke Ukraina sebagai bukti bahwa Barat meningkatkan perang.

Kedutaan Rusia untuk Berlin menuduh Jerman membuat "keputusan yang sangat berbahaya" dan mengabaikan "tanggung jawab historisnya terhadap Rusia" yang timbul dari kejahatan Nazi dalam Perang Dunia Kedua.

Lebih lanjut kedutaan mengatakan, pengiriman tank akan meningkatkan konflik ke tingkat yang baru dan menyebabkan "eskalasi permanen".

Leopard, yang digunakan oleh tentara di seluruh Eropa, secara luas dipandang sebagai pilihan terbaik untuk Ukraina karena tersedia dalam jumlah besar dan relatif mudah digunakan dan dipelihara.