Penelitian Ungkap Alat Pengering Kuteks Bisa Sebabkan Masalah Kesehatan

JAKARTA - Peneliti asal Universitas California, San Diego mengungkapkan alat pengering cat kuku yang memancarkan sinar Ultraviolet (UV) dapat menyebabkan masalah kesehatan masyarakat daripada yang diperkirakan sebelumnya.

Para peneliti mempelajari perangkat pemancar cahaya ultraviolet (UV) ini, dan menemukan penggunaannya menyebabkan kematian sel dan mutasi mutasi Deoxyribo Nucleic Acid (DNA) pada manusia.

Alat ini biasanya digunakan untuk mengeringkan kuteks atau cat kuku dalam bentuk gel, yang biasa ditemukan di salon kuku. Pengguna tinggal meletakkan tangan di bawah alat yang sudah dilengkapi sinar UV.

Agar cepat mengering, alat itu akan mengaktifkan bahan kimia di dalam gel, menyebabkannya mengeras. Sementara tanning bed menggunakan spektrum sinar UV berbeda (280-400nm), yang penelitiannya telah terbukti bersifat karsinogenik, spektrum yang digunakan dalam pengering kuku belum dipelajari dengan baik.

"Jika Anda melihat cara perangkat ini disajikan, mereka dipasarkan dengan aman, tanpa ada yang perlu dikhawatirkan," ungkap seorang profesor bioteknologi serta kedokteran seluler dan molekuler di UC San Diego, Ludmil Alexandrov. Dia juga penulis korespondensi dari studi tersebut.

"Tapi sepengetahuan kami, belum ada yang benar-benar mempelajari perangkat ini dan bagaimana pengaruhnya terhadap sel manusia pada tingkat molekuler dan seluler hingga sekarang," imbuhnya.

Secara umum bahaya sinar UV telah banyak diketahui, tetapi para peneliti memutuskan untuk mempelajari perangkat setelah membaca artikel tentang peserta kontes kecantikan yang didiagnosis menderita kanker kulit yang langka.

Melansir Engadget, Sabtu, 21 Januari, menggunakan kombinasi sel manusia dan tikus yang berbeda, para peneliti menemukan satu sesi 20 menit dengan pengering cat kuku sinar UV menyebabkan sebanyak 30 persen sel dalam cawan petri mati.

Tiga sesi 20 menit berturut-turut melihat 65 hingga 70 persen sel yang terpapar mati. Di antara sel-sel yang tersisa, para peneliti melihat bukti kerusakan mitokondria dan DNA, selain mutasi yang terlihat pada pasien kanker kulit.

"Kami melihat banyak hal, pertama, kami melihat bahwa DNA rusak. Kami juga melihat bahwa beberapa kerusakan DNA tidak diperbaiki dari waktu ke waktu, dan menyebabkan mutasi setelah setiap paparan dengan pengering cat kuku UV," ujar Alexandrov.

"Terakhir, kami melihat bahwa paparan dapat menyebabkan disfungsi mitokondria, yang juga dapat mengakibatkan mutasi tambahan. Kami melihat pasien dengan kanker kulit, dan kami melihat pola mutasi yang sama persis pada pasien ini yang terlihat pada sel yang diradiasi," imbuh dia.

Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Nature Communications, awal minggu ini masih perlu dilakukan studi epidemiologi yang lebih lama, sebelum mereka dapat meyakinkam penggunaan perangkat pengering UV menyebabkan peningkatan risiko kanker kulit.

"Kemungkinan studi semacam itu akan memakan waktu setidaknya satu dekade untuk diselesaikan dan selanjutnya menginformasikan kepada khalayak ramai," tutur Alexandrov.