BI Soal Surplus Neraca Perdagangan 2022: Mendukung Pemulihan Ekonomi Nasional

JAKARTA - Bank Indonesia (BI) menyambut baik capaian surplus neraca perdagangan pada Desember 2022 yang sebesar 3,89 miliar dolar AS. Torehan positif tersebut sekaligus memperpanjang tren surplus sejak Mei 2022.

Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono mengatakan dengan perkembangan tersebut, neraca perdagangan Indonesia pada Januari-Desember 2022 secara keseluruhan mencatat surplus 54,46 miliar dolar AS.

“Ini jauh lebih tinggi dibandingkan dengan capaian pada periode yang sama tahun 2021 sebesar 35,42 miliar dolar AS,” ujarnya saat memberikan keterangan tertulis dikutip Selasa, 17 Januari.

Menurut Erwin, surplus neraca perdagangan Desember 2022 bersumber dari berlanjutnya surplus neraca perdagangan nonmigas, sedangkan defisit neraca perdagangan migas sedikit meningkat.

“Bank Indonesia memandang surplus neraca perdagangan tersebut berkontribusi positif menjaga ketahanan eksternal perekonomian Indonesia dan mendukung pemulihan ekonomi nasional,” tegas dia.

Erwin menjelaskan, Tetap kuatnya kinerja ekspor nonmigas terutama bersumber dari kenaikan ekspor komoditas berbasis sumber daya alam, seperti nikel, bijih logam, dan timah seiring dengan harga komoditas global yang masih tinggi.

Selain itu, ekspor produk manufaktur, seperti mesin dan perlengkapan elektrik, serta pulp dari kayu, juga tercatat meningkat.

“Berdasarkan negara tujuan, ekspor nonmigas ke Tiongkok, Amerika Serikat, dan India tetap tinggi dan menjadi kontributor utama terhadap total ekspor Indonesia,” imbuhnya.

Sementara itu, defisit neraca perdagangan migas tercatat sedikit meningkat dari 1,69 miliar dolar AS pada November 2022 menjadi 1,73 miliar dolar AS pada Desember 2022.

“Ke depan, Bank Indonesia terus memperkuat sinergi kebijakan dengan Pemerintah dan otoritas kebijakan guna semakin meningkatkan ketahanan eksternal dan mendukung pemulihan ekonomi nasional,” tutup Erwin.