Penelitian Menemukan, Para Lajang yang Bahagia Memiliki Prioritas dalam Memenuhi Kebutuhannya

YOGYAKARTA –  Banyak orang beranggapan bahwa kehidupan lajang akan sepi dan kurang bahagia. Tetapi penelitian menemukan bahwa para lajang yang bahagia tidak bergantung pada orang lain untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Orang lain dalam hal ini termasuk juga keluarga dan teman untuk memenuhi kebutuhan hubungan mereka. Bagaimana dengan kebutuhan seksual dan romantisme?

Melansir penjelasan David Ludden, Ph.D., profesor psikologi di Georgia Gwinnett College, selama mereka bisa memenuhi kebutuhan tersebut tanpa bergantung pada orang lain, mereka merasakan kebahagiaan.

Banyak orang melihat kunci kehidupan bahagia adalah dengan menemukan pasangan hidup untuk berbagi. Di seluruh dunia, orang-orang yang bermitra dalam hubungan jangka panjang dianggap sebagai norma. Dalam budaya Barat modern, orang cenderung mencari belahan jiwa mereka, satu orang untuk melengkapi mereka, untuk membuat mereka utuh. Tetapi bahkan ketika orang puas dengan kecocokan sederhana, masih ada anggapan bahwa mereka akan lebih bahagia hidup dengan orang lain daripada menghabiskan hidup mereka tanpa pasangan dan sendirian.

Ilustrasi prioritas para lajang yang bahagia menurut penelitian (Freepik/master1305)

Seperti yang ditunjukkan oleh psikolog Universitas Toronto, Yoobin Park dan Geoff MacDonald, tingkat pernikahan menurun di seluruh dunia dan usia rata-rata pernikahan meningkat. Jika kita lebih bahagia saat berpasangan, ini menunjukkan bahwa pasti ada banyak lajang yang tidak bahagia di luar sana. Namun, satu survei baru-baru ini menemukan bahwa setengah dari mereka yang saat ini tidak menjalin hubungan bahkan tidak mencarinya. Ini menunjukkan bahwa setidaknya beberapa lajang merasa hidup mereka cukup memuaskan sehingga mereka tidak merasa perlu pasangan jangka panjang untuk berbagi.

Lalu apa yang membuat kehidupan lajang yang memuaskan? Dilansir Psychology Today, ini adalah pertanyaan yang dieksplorasi Park dan MacDonald dalam penelitian yang diterbitkan di Journal of Social and Personal Relationships. Penelitian sebelumnya telah menunjukkan bahwa hubungan keluarga, persahabatan, dan kehidupan seks yang aktif adalah kunci untuk memuaskan kehidupan lajang.

Dengan kata lain, para lajang yang bahagia menemukan cara untuk memenuhi kebutuhan relasional dan seksual mereka tanpa bergantung pada belahan jiwa. Tapi yang masih belum dipahami, apa prioritas relatif yang diberikan para lajang bahagia untuk masing-masing domain kehidupan. Dalam penelitian Park dan MacDonald yang menggunakan teknik alokasi anggaran menemukan tiga domain paling penting dalam kondisi anggaran rendah, yaitu kesehatan mental, kesehatan fisik, dan keluarga.

Tetapi dalam kondisi anggaran tinggi, domain ini muncul sebagai kebutuhan, di mana responden tidak mengalokasikan lebih banyak uang untuk tiga domain tersebut. Sebaliknya, waktu luang, persahabatan, romansa, dan seks muncul sebagai kemewahan. Terdapat beberapa perbedaan jenis kelamin dan usia.

Misalnya, laki-laki lebih mengutamakan seks dalam kondisi anggaran rendah dan tinggi, sementara perempuan mengalokasikan lebih banyak untuk kesehatan fisik dan hubungan keluarga masing-masing dalam kondisi anggaran rendah dan tinggi. Demikian pula, para lajang yang lebih tua kurang menekankan seks dan romansa dan lebih pada kesehatan fisik.

Perbedaan yang lebih penting muncul antara lajang yang bahagia dan tidak bahagia. Para lajang yang tidak bahagia menganggarkan lebih banyak poin untuk seks dan romansa daripada mereka yang bahagia. Temuan ini penting karena menyoroti temuan sebelumnya bahwa para lajang bahagia selama mereka puas dengan hubungan keluarga, persahabatan, dan kehidupan seks mereka.