Ada Penemuan Dokumen Rahasia di Bekas Kantor Joe Biden, Partai Republik Dorong Penyelidikan
JAKARTA - Dokumen rahasia saat Joe Biden masih menjabat sebagai Wakil Presiden Amerika Serikat di bawah mantan Presiden Barack Obama dari 2009 hingga 2017, ditemukan pada Bulan November lalu oleh pengacara pribadi Presiden Amerika Serikat di sebuah ruangan kantor lembaga think tank, kata seorang pengacara Gedung Putih.
Hampir 10 dokumen ditemukan di bekas kantor Biden di Penn Biden Center for Diplomacy and Global Engagement, sekitar satu mil dari Gedung Putih, CBS News melaporkan, menambahkan Jaksa Agung AS Merrick Garland telah meminta jaksa AS di Chicago untuk meninjau dokumen rahasia yang diserahkan ke Arsip Nasional.
Materi rahasia diidentifikasi oleh pengacara pribadi Presiden Biden pada 2 November, beberapa hari sebelum pemilihan paruh waktu, kata Richard Sauber, penasihat khusus presiden, dalam sebuah pernyataan pada Hari Senin, melansir Reuters 11 Januari.
Joe Biden diketahui secara berkala menggunakan ruang kantor di Penn Biden Center dari pertengahan 2017 hingga awal kampanye pemilihan presiden 2020.
Kantor Penasihat Gedung Putih memberi tahu Arsip Nasional pada hari penemuan dokumen-dokumen itu, kata Sauber, menambahkan Arsip Nasional mengambil materi tersebut keesokan paginya.
Sauber juga mengatakan dokumen-dokumen itu bukan subjek dari permintaan atau penyelidikan sebelumnya oleh Arsip Nasional.
Dokumen-dokumen itu ditemukan ketika pengacara pribadi Biden "sedang mengemasi file yang disimpan di lemari terkunci untuk bersiap mengosongkan ruang kantor di Penn Biden Center di Washington, D.C.," kata Sauber, menambahkan Gedung Putih bekerja sama dengan Departemen Kehakiman dan Arsip Nasional.
Pernyataan Sauber tidak menyebutkan jumlah dokumen rahasia, apa isinya, atau tingkat klasifikasinya. CBS News melaporkan dokumen itu tidak mengandung rahasia nuklir.
Jamie Raskin, wakil Demokrat di Komite Pengawasan Dewan Perwakilan Rakyat, mengatakan dalam sebuah pernyataan, pengacara Presiden Biden "tampaknya telah mengambil tindakan segera dan tepat" setelah menemukan dokumen tersebut.
Raskin mengatakan, dia yakin Jaksa Agung Garland akan "membuat keputusan yang tidak memihak tentang tindakan lebih lanjut yang mungkin diperlukan."
Sementara itu, sebuah komite Kongres AS mengatakan akan menyelidiki mengapa file rahasia bisa ditemukan di bekas kantor pribadi Presiden Biden.
Panel pengawas "khawatir bahwa Presiden Biden telah mengkompromikan sumber (intelijen)," ujar politisi Partai Republik James Comer, seperti mengutip BBC.
Comer telah meminta Gedung Putih untuk menyerahkan dokumen dan komunikasi terkait dengan dokumen rahasia, serta daftar orang yang memiliki akses ke ruang kantor, paling lambat 24 Januari. Itu permintaan, bukan panggilan resmi.
Terpisah di Mexico City, Presiden Biden yang sedang menghadiri pertemuan para pemimpin Amerika Utara mengatakan, dirinya terkejut dengan penemuan tersebut.
"Saya tidak tahu apa isi dokumen itu," kata Presiden Biden.
"Kami bekerja sama sepenuhnya dengan peninjauan tersebut," tambahnya.
Tingkat klasifikasi dokumen atau mengapa dokumen itu ada tidak jelas. Mengutip sumber yang mengetahui masalah tersebut, CNN melaporkan bahwa 10 file rahasia tersebut termasuk memo intelijen AS dan materi pengarahan yang mencakup topik Ukraina, Iran dan Inggris.
Penemuan ini pun mengingatkan penyelidikan terpisah yang dilakukan Departemen Kehakiman terhadap mantan Presiden Donald Trump, dokumen rahasia yang sangat sensitif yang dia simpan di resor Florida miliknya, setelah meninggalkan Gedung Putih pada Januari 2021.
Agen FBI melakukan penggeledahan yang disetujui pengadilan pada 8 Agustus di Mar-a-Lago. Sekitar 100 dokumen yang ditandai sebagai rahasia termasuk di antara ribuan arsip yang disita dari sana.
Namun, dikatakan ada perbedaan utama antara kasus Joe Biden dan Donald Trump. Penyelidikan Trump berurusan dengan lebih dari 300 dokumen dengan tanda rahasia, termasuk 18 sangat rahasia.
Jaksa federal menuduh bahwa tim hukum Trump tidak cukup bekerja sama dengan Arsip Nasional untuk mengembalikan dokumen dengan benar, mendorong penggerebekan FBI yang bersejarah di Mar-a-Lago.
Baca juga:
- Dituding Jadi Mata-mata AS, Pekerja Bantuan Belgia Dihukum 74 Cambukan dan 40 Tahun Penjara di Iran
- Pesta Selma, Merek Gula hingga Jagung: Deretan Kode yang Beredar di Sosial Media Brasil Sebelum Penyerbuan Ibu Kota
- Subvarian Omicron Menyebar dengan Cepat, WHO Imbau Penumpang Penerbangan Jarak Jauh Gunakan Masker
- Subvarian Omicron Menyebar dengan Cepat, WHO Imbau Penumpang Penerbangan Jarak Jauh Gunakan Masker
Sedangkan Gedung Putih mengatakan pengacara Biden memberi tahu Arsip Nasional segera setelah mereka menemukan materi, dengan agensi tersebut mengambil materi itu keesokan paginya.
Donald Trump telah mengomentari masalah ini di situs media sosialnya, Truth Social.
"Mengapa Departemen 'Kehakiman' tidak mengumumkan dokumen Sangat Rahasia yang ditemukan di Kantor Biden sebelum Pemilihan?" unggahnya pada Hari Selasa.
"Seorang VP (wakil presiden) tidak dapat mendeklasifikasikan dokumen," katanya di unggahan lain, menambahkan: "Seorang Presiden, saya, dapat mendeklasifikasikan."