Hadapi Ketidakpastian Global, Jokowi Minta Hati-hati Ambil Keputusan dan Kebijakan

JAKARTA - Presiden Joko Widodo meminta semua pemangku kepentingan berhati-hati dalam mengambil keputusan dan membentuk policy di tengah ketidakpastian global.

Jokowi mengatakan, tahun 2022 yang lalu merupakan tahun yang berat bagi dunia sementara Indonesia tidak merasakan kesulitan sebab perekonomian Indonesia masih tumbuh pada posisi yang normal.

"Kita semuanya harus hati-hati. Kita semua harus bekerja lebih keras lagi meskipun kita tumbuh baik di 2022," kata Jokowi dalam sambutannya di acara peringatan HUT ke-50 PDI Perjuangan di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Selasa, 10 Januari.

Jokowi bercerita, hari ini ia sempat menelpon Menteri Keuangan Sri Mulyani terkait update negara yang menjadi 'pasien' IMF karena mengalami kesulitan pada sektor perekonomian.

"Baru saja tadi pagi saya telpon menteri keuangan, berapa yang jadi pasien IMF? 16 negara sudah menajdi pasien IMF karena ekonominya ambruk dan 36 negara antre di depan pintu IMF karena sudah tidak memiliki kekuatan ekonomi di dalam negerinya," beber Jokowi.

Sebelumnya, Managing Director Kristalina Georgieva menyatakan 1/3 negara di dunia akan masuk ke dalam jurang resesi pada tahun 2023.

Selain itu, IMF juga memperkirakan ekonomi global 2023 hanya tumbuh 2,7 persen.

Perkiraan IMF terhadap ekonomi global 2023 tersebut lebih rendah dibandingkan perkiraannya untuk pertumbuhan ekonomi 2022 yang sebesar 3,2 persen bahkan realisasi pertumbuhan 6 persen pada 2021.

"Saya tidak menakut-nakuti, tapi kita semua harus hati-hati dan waspada. Jangan keliru kebijakan, jangan keliru policy sehingga membawa kita ke keliruan yang besar," pungkas Jokowi.