Kabupaten Rejang Lebong Bengkulu Mengalami Krisis Guru

REJANG LEBONG - Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Kabupaten Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu menyebutkan, daerah itu saat ini mengalami krisis guru yang diakibatkan banyaknya guru yang pensiun, meninggal dunia maupun pindah ke tempat lain.

"Kalau sepanjang tahun 2022 ada puluhan guru yang pensiun, tetapi alhamdulillah kita juga menerima kuota guru Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja atau PPPK sebanyak 141 orang sehingga bisa menutupi jumlah guru yang pensiun," kata Kepala Dinas Dikbud Rejang Lebong, Rezza Fakhlevie saat dihubungi di Rejang Lebong, Antara, Minggu, 8 Januari. 

Dia menjelaskan, jumlah guru yang bertugas di Kabupaten Rejang Lebong saat ini mencapai 3.668 orang dengan rincian guru ASN sebanyak 1.879 orang, dan 1.789 orang guru berstatus honorer.

Kalangan guru tersebut, kata dia, bertugas di sekolah negeri dan swasta mulai dari PAUD/TK, SD dan tingkat SMP tersebar dalam 156 desa/kelurahan di 15 kecamatan.

"Jumlah guru yang berstatus ASN di Kabupaten Rejang Lebong ini terus berkurang akibat banyak yang sudah pensiun, kemudian meninggal dunia serta pindah ke daerah lainnya. Untuk yang mengajukan pindah ke daerah lainnya sudah kita keluarkan moratorium dan tidak bisa," katanya menerangkan.

Akibat kekurangan guru ini sejumlah sekolah di daerah itu, menurut dia, hanya memiliki satu orang guru ASN, yakni kepala sekolah saja, sedangkan yang lainnya guru honorer yang dibiayai dengan dana BOS.

Menurut dia, untuk mengantisipasi kekurangan guru di wilayah itu pihaknya sudah mengajukan usulan kepada pemerintah pusat untuk penerimaan guru melalui seleksi CPNS maupun penambahan guru melalui PPPK.

Dia meminta sekolah-sekolah di Kabupaten Rejang Lebong yang mengalami kekurangan guru agar memberdayakan SDM yang ada di masing-masing sekolah sehingga sementara waktu bisa menutupi kekurangan tenaga pendidik.