Kementerian Luar Negeri Khawatir Virus Corona Berdampak ke Ekonomi Indonesia
JAKARTA - Direktur Jenderal Asia Pasifik dan Afrika Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Desra Percaya, mengakui wabah virus corona dari China bakal berdampak pada perekonomian Indonesia. Pasalnya, pada tahun 2019, China menjadi investor terbesar nomor tiga di Indonesia.
Ia mengatakan, dengan terpukulnya daya ekonomi China, kekuatan investasi yang datang ke Indonesia bakalan melemah. "Virus ini tentu membawa dampak perekonomian kepada China dan tentunya Indonesia, karena China itu mitra dagang terbesar kita. Sekarang (2020), China mendekati nomor 2 terbesar di Indonesia," kata Desra di Kantor Kemlu, Gambir, Jakarta Pusat, Senin, 3 Februari.
Belum lagi, kini China dalam kondisi lock down. Pemerintah China tengah menutup akses penerbangan dari dan menuju 10 kota di negara Tirai Bambu tersebut. Ditambah, sejumlah negara juga melarang turis dari China masuk ke negaranya.
Baca juga:
"Bagaimanapun juga, pasti akan ada dampak dari kondisi yang disebabkan oleh virus corona di China, termasuk dari pengurangan jumlah orang yang melakukan perjalanan dari sini ke Tiongkok dan kebalikannya," jelas dia.
Meski demikian, lanjut dia, saat ini kekhawatiran dampak ekonomi di Indonesia itu belum terasa. Mengingat, perlu ada analisis dampak secara komprehensif yang dilakukan secara overtime.
"Enggak bisa kalau misalnya kemarin terjadi penyebaran virus, besoknya langsung ketahuan tuh nilainya (dampak ekonominya) itu," ucap Desra.
Tapi, kata Desra, saat ini dampak ekonomi dalam bursa saham (stock exchange) telah terlihat. "Stock exchange itu rata-rata menunjukkan merah semua, baik itu di kawasan China ataupun di dunia. Nah Kalau itu merah di kawasan atau dunia pasti itu dampaknya terhadap indonesia," imbuhnya.
Sore ini pun, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup semakin terbenam. IHSG pada awal pekan ini Senin 3 Februari, ditutup anjlok 55,88 poin atau 0,94 persen ke level 5.884,17.
Selama sepekan kemarin saja IHSG ditutup melemah cukup dalam sebesar 4,87 persen menjadi 5.940,05 dari pekan sebelumnya yang ditutup berada di level 6.244,11.