Bantuan Ditangguhkan dan Hadapi Isolasi Karena Batasi Perempuan, Taliban: Kami akan Mulai Swasembada, Lirik Investasi Iran hingga Rusia dan China
JAKARTA - Pemerintahan Taliban akan mendorong swasembada, menargetkan perdagangan dan investasi internasional, kata penjabat menteri perdagangan, karena Afghanistan menghadapi isolasi dan penangguhan bantuan kemanusiaan karena pembatasan terhadap perempuan.
"Kami akan memulai program swasembada nasional, kami akan mendorong semua administrasi pemerintah untuk menggunakan produk dalam negeri. Kami juga akan mencoba mendorong orang melalui masjid untuk mendukung produk dalam negeri kami," kata Haji Nooruddin Azizi kepada Reuters, seperti dikutip 2 Januari.
"Kami akan mendukung barang apa pun yang dapat membantu kami untuk swasembada," sambungnya.
Bagian lain dari strategi Taliban adalah untuk meningkatkan perdagangan dan investasi asing, katanya.
"Mereka yang mengimpor barang ke Afghanistan dari luar negeri, mereka meminta kami untuk memberikan kesempatan berinvestasi di Afghanistan dan mereka ingin berinvestasi di sini daripada mengimpor dari luar negeri," jelasnya.
Dia mengatakan, negara-negara seperti Iran, Rusia dan China tertarik pada perdagangan dan investasi.
Dijelaskannya, beberapa proyek yang sedang dibahas adalah taman industri China dan pembangkit listrik tenaga panas, dengan keterlibatan Rusia dan Iran.
Menghadapi kurangnya pengakuan formal dan sanksi yang menghambat sektor perbankan negara itu, investor dihadapkan pada kekhawatiran keamanan yang meningkat setelah serangan terhadap sasaran asing di Kabul, yang diklaim oleh ISIS.
Azizi mengatakan pihak berwenang bekerja untuk memastikan keamanan.
"Kami berusaha semaksimal mungkin agar pengusaha kami tidak dirugikan. Serangan itu tidak berdampak buruk, (tetapi) jika terjadi terus-menerus, ya mungkin berdampak buruk," ujarnya merujuk pada lingkungan investasi.
Azizi menyusun rencana untuk mengembangkan industri, dengan menciptakan zona ekonomi khusus di tanah yang sebelumnya digunakan untuk pangkalan militer Amerika Serikat.
Dia mengatakan kementeriannya sedang mempresentasikan rencana tersebut kepada kabinet pemerintah dan komisi ekonomi.
Ditambahkannya, investor asing menunjukkan minat di sektor pertambangan Afghanistan, yang bernilai lebih dari 1 triliun dolar AS.
Selain itu, kontrak besar yang ditandatangani dengan Rusia pada bulan September untuk pasokan gas, minyak dan gandum akan melihat pengiriman barang ke Afghanistan dalam beberapa hari mendatang.
Baca juga:
- Klaim Sukses Tembak Jatuh Semua Drone Rusia, Kepala Staf Kepresidenan Ukraina: Taktik Teror Mereka Tidak akan Berhasil
- Bentrok saat Perobohan Rumah Penembak Komandannya, Tentara Israel Tewaskan Anggota Hamas dan Warga Palestina
- Dua Helikopter Bertabrakan di Dekat Kawasan Wisata: Empat Orang Tewas, Otoritas Keselamatan Transportasi Gelar Penyelidikan
- Bagian Lambung Ditumbuhi Jamur, Kapal Pesiar Ditangguhkan Berlabuh di Australia
Diketahui, pemerintahan yang dipimpin Taliban menghadapi peningkatan isolasi atas kebijakan dalam beberapa hari terakhir yang membatasi perempuan dari akses ke kehidupan publik, termasuk kuliah.
Perintah yang melarang pekerja LSM perempuan telah membuat sektor kemanusiaan, yang memberikan bantuan mendesak kepada jutaan orang, menjadi berantakan, dengan beberapa organisasi menangguhkan operasinya di tengah musim dingin yang keras.
Azizi tidak mengomentari pembatasan baru itu, tetapi mengatakan kementeriannya telah mengalokasikan 5 hektar tanah untuk pusat pameran permanen dan pusat bisnis yang dipimpin perempuan.
"Kami selalu mendukung investor perempuan," pungkasnya.