Kaisar Jepang dan Keluarga Sapa Masyarakat di Tahun Baru: Perdana Sejak 2020, Dibatasi 9.600 Orang
JAKARTA - Kaisar Jepang Naruhito pada Hari Senin memberikan pidato Tahun Baru dan menyapa anggota masyarakat untuk pertama kalinya dalam tiga tahun, ketika negara itu melonggarkan pembatasan pandemi COVID-19 di tengah lonjakan infeksi akhir tahun.
"Penyebaran virus corona menyulitkan semua orang, tetapi saya sangat senang bisa menyapa Anda lagi," kata Kaisar Naruhito kepada kerumunan masyarakat di Istana Kekaisaran, Tokyo, melansir Reuters 2 Januari.
"Kami menghadapi banyak kesulitan, tapi saya berharap tahun baru yang damai dan baik untuk semua, dan saat tahun baru dimulai, saya berdoa untuk kebahagiaan orang-orang di Jepang dan di seluruh dunia," tambahnya.
Kaisar Naruhito (62) didampingi sejumlah bangsawan keluarga Kekaisaran Jepang, termasuk istrinya Permaisuri Masako (59) dan ayahnya Kaisar Emeritus Akihito (89) yang turun tahta pada 2019. Putri Kaisar, Putri Aiko (21) untuk pertama kalinya berpartisipasi, menurut Badan Rumah Tangga Kekaisaran.
Sekitar 9.600 orang dipilih melalui undian untuk menghadiri acara Tahun Baru, jumlah yang jauh lebih kecil daripada puluhan ribu yang biasanya berkumpul untuk salam tradisional kerajaan. Mereka dibagi menjadi enam kelompok sepanjang hari
Diketahui, Jepang memasuki gelombang kedelapan infeksi COVID-19 pada November lalu, ketika kasus harian mulai melebihi 100.000. Sejak dimulainya pandemi, negara tersebut telah mencatat sekitar 30 juta infeksi dan hampir 60.000 kematian.
Baca juga:
- Kim Jong-un Sebut Korea Selatan Sebagai Musuh, Presiden Yoon Ungkap Rencana Latihan Nuklir Bersama Amerika Serikat
- Otoritas Ukraina Sebut Serangan Drone Rusia Targetkan Infrastruktur Penting
- Israel Luncurkan Serangan Rudal ke Suriah Dini Hari: Bandara Damaskus Hentikan Operasional, Dua Orang Tewas
- Kelompok Bersenjata Serang Penjara di Perbatasan Meksiko: 14 Orang Tewas, 13 Terluka dan 24 Melarikan Diri
Jepang mencabut sebagian besar pembatasan pada pelancong luar negeri pada Oktober, dalam upaya menghidupkan kembali pariwisata. Bulan lalu, mereka mengatakan akan mengharuskan orang yang datang dari China untuk menjalani tes COVID-19 saat kedatangan, setelah lonjakan kasus infeksi di Negeri Tirai Bambu.