Banjir Rob Terjadi di Pesisir Maros dan Makassar
MAKASSAR - Banjir rob yang diakibatkan hujan deras dan meluapnya air laut ke daratan telah memicu sebagian pesisir Kabupaten Maros dan Kota Makassar mengalami banjir.
"Banjir rob itu terjadi pada pagi dan sore hari saat hujan deras, namun setelah hujan mereda, banjirnya mulai surut," kata pemilik tambak H Rahim di pesisir Dusun Borong Kalukua, Kecamatan Maros Baru, Kabupaten Maros dilansir ANTARA, Jumat, 23 Desember.
Saat banjir rob terjadi sebagian ikan bandeng miliknya yang baru berumur sebulan hilang tersapu banjir.
Namun kondisi itu tidak lama, karena saat hujan mereda banjir pun mulai surut.
Hal senada dikemukakan warga di pesisir Lantebung, Kecamatan Tamalanrea, Makassar, Rusli.
Dia mengatakan, akibat banjir rob itu perahu-perahu nelayan yang ditambatkan di dermaga terombang-ambing dan menjorok masuk ke kawasan mangrove.
"Kami khawatirkan perahu kami rusak, terkena benturan kayu. Namun syukurlah itu tidak berlangsung lama, karena cuaca kembali bersahabat," katanya.
Baca juga:
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Maritim Paotere Makassar sebelumnya mengeluarkan peringatan dini kewaspadaan banjir rob di sejumlah pesisir laut wilayah Provinsi Sulawesi Selatan.
Menurut Koordinator Observasi dan Informasi Stasiun Meteorologi Maritim Paotere Makassar Mujahidin melalui siaran persnya, Peringatan dini banjir pesisir (ROB) berlaku 23-25 Desember 2022.
Pemicu banjir pesisir diperkirakan adanya aktivitas pasang air laut maksimum disertai kondisi gelombang tinggi yang dipicu oleh adanya Pusat Tekanan Rendah di Utara Australia (1000 hPa).
Adapun daerah yang berpotensi memicu terjadinya banjir pesisir di tujuh wilayah seperti di pesisir Kabupaten Pinrang, pesisir Kabupaten Maros, pesisir Kabupaten Takalar, pesisir Kabupaten Barru, pesisir Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan (Pangkep) pesisir Kota Parepare serta pesisir Kota Makassar.
Prakirawan Stasiun Meteorologi Maritim Paotere Makassar Mahagnyana mengatakan, kondisi tersebut secara umum dapat mengganggu aktivitas keseharian masyarakat khususnya yang berdomisili di sekitar pelabuhan dan pesisir.
Karena itu, masyarakat dihimbau untuk selalu waspada dan siaga untuk mengantisipasi dampak dari pasang maksimum air laut yang disertai gelombang tinggi serta memperhatikan update informasi cuaca maritim.