AS Berharap China Kalahkan Wabah COVID-19 dan Siap Membantu, Ned Price: Ini Bukan Tentang Politik atau Geopolitik
JAKARTA - Amerika Serikat berharap China mampu melewati gelombang infeksi COVD-19 yang melanda negara tersebut, bersedia memberikan bantuan, tidak menilainya dari sisi politik dan geopolitik.
Washington pada Hari Selasa mengindikasikan siap membantu China menghadapi wabah COVID-19 yang melonjak, memperingatkan penyebaran yang tidak terkendali di sana mungkin berimplikasi pada ekonomi global.
"Kami siap untuk terus mendukung negara-negara di seluruh dunia, termasuk China, dalam hal ini dan dukungan kesehatan terkait COVID lainnya," kata juru bicara Departemen Luar Negeri Ned Price dalam jumpa pers harian, melansir Reuters 21 Desember.
"Bagi kami ini bukan tentang politik, ini bukan tentang geopolitik," ujar Price.
Ditanya apakah Amerika Serikat telah menawarkan untuk menyediakan vaksin bagi China, Price mengatakan: "Saya tidak akan melakukan diskusi pribadi, tetapi kami telah berkali-kali menyatakan secara terbuka, kami adalah donor terbesar vaksin COVID-19 di dunia," lugasnya.
Diketahui, China bulan ini mulai membongkar kebijakan penguncian dan pengujian "nol-COVID" yang ketat, setelah protes terhadap pembatasan yang telah menahan virus di antara 1,4 miliar penduduknya selama tiga tahun, tetapi dengan biaya besar bagi masyarakat dan Negeri Tirai Bambu.
Price mengulangi sikap Washington, bahwa mereka ingin Beijing mengalahkan wabah ini tidak hanya demi China, tetapi juga seluruh dunia.
Baca juga:
- Presiden Zelensky Direncanakan ke Washington Hari Ini, Kunjungi Gedung Putih hingga Pidato di Kongres AS
- Pakar Cermati Kemungkinan Varian Baru dari Gelombang COVID-19 di China
- Pejabat AS Sebut Washington Rencanakan Pertemuan Pemerintahan PM Terpilih Benjamin Netanyahu dan Arab Tahun Depan
- Otoritas Taliban Afghanistan Tutup Akses Bagi Wanita ke Universitas saat Mahasiswi Mengikuti Ujian Akhir Semester
"Kami juga mencatat bahwa apa yang terjadi di China memang berimplikasi pada ekonomi global," tukasnya.
Selain itu, Price juga memperingatkan terhadap kemungkinan varian baru yang berkembang dari wabah China.
"Kami juga tahu, setiap kali virus menyebar ke mana saja secara luas dengan cara yang tidak terkendali, itu berpotensi memunculkan varian," pungkasnya.