Lampu Kuning Ekspor RI, Negara Tujuan Mulai Kurangi Permintaan untuk Tekan Inflasi
JAKARTA – Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengatakan bahwa bukuan surplus neraca perdagangan yang dialami Indonesia sekitar 30 bulan berturut-turut ikut menopang ketahanan ekonomi nasional.
Menkeu menjelaskan, surplus neraca perdagangan di periode November 2022 adalah sebesar 5,1 miliar dolar AS. Adapun secara kumulatif, surplus Januari-November 2022 mencapai 50,5 miliar dolar AS.
“Capaian ini lebih besar dari tahun lalu yang capaian surplus Januari sampai November 2021 hanya sebesar 34,4 miliar dolar AS,” ujarnya kepada wartawan melalui kanal daring pada Selasa, 20 Desember.
Meski begitu, bendahara negara menyebut bahwa terdapat indikasi pelemahan yang terjadi dalam beberapa bulan belakangan ini. Hal itu tercermin dari pertumbuhan ekspor yang semakin landai, dipicu oleh ketidakpastian global.
“Dunia saat ini sedang sibuk untuk memerangi inflasi, sehingga banyak bank sentral menaikan suku bunga menekan permintaan,” tutur dia.
Baca juga:
Kondisi demikian, sambung Menkeu, membuat sisi permintaan terhadap barang dan jasa di negara tujuan ekspor menjadi menurun.
“Tentu saja kita harus mewaspadai terhadap pengaruhnya ke kinerja ekspor Indonesia ke depan,” tegasnya.
Sementara dari sisi impor, didominasi oleh penurunan impor migas karena permintaan bensin yang menurun, solar, dan gas alam. Untuk nonmigas banyak dipengaruhi perlambatan impor di sektor pertanian seperti gandum, umbi, kedelai, serta barang tambang bijih besi.