Awas, Ini Risiko Bedah Plastik Brazilian Butt Lift
JAKARTA - Influencer Meksiko yang juga model OnlyFans, Joselyn Cano meninggal dunia setelah Brazilian butt lift yang dijalaninya gagal. Apa itu Brazilian butt lift dan apa risikonya melakukan prosedur ini?
Melansir sehatq.com, Jumat, 18 Desember, Brazilian butt lift adalah operasi yang dilakukan untuk membesarkan bokong. Prosedur ini termasuk operasi plastik, sehingga harus dilakukan oleh dokter spesialis bedah plastik.
Brazilian butt lift bekerja dengan teknik cangkok lemak dari bagian lain di tubuh guna menambah ukuran bokong agar terlihat lebih penuh dan bulat.
Lemak yang dipindahkan biasanya berasal dari kelebihan lemak di pinggul, perut, punggung bagian bawah, atau paha.
Lemak ini akan dikeluarkan melalui prosedur sedot lemak, kemudian disuntikkan secara strategis ke dalam bokong.
Brazilian butt lift tidak melibatkan penempatan implan bokong seperti operasi lainnya. Karena itu, hasil bokong yang terbentuk bisa tampak lebih alami.
Dua tahun lalu, organisasi konsultasi konsumen, Seven On Your Side, melalui juru bicaranya, Kimberly Suiter, melansir peringatan risiko dari prosedur Brazilian butt lift.
Baca juga:
Suiter mengatakan, pasien menghadapi risiko kemungkinan tubuh menyerap 50 persen bahan kimia yang meningkatkan potensi stroke sampai dengan kematian.
Suiter telah melakukan tindakan Brazilian butt lift terhadap 3000 pasien sejak tahun 90-an dan tidak ada pasien yang mati akibat prosedur yang dia lakukan.
Namun, setelah mendengar peringatan dari sejumlah pakar bedah plastik, dia segera mengganti teknik operasinya. Suiter tidak lagi “menumpahkan” lemak pada otot dalam bokong.
Metode itu memang memberikan hasil instan, tetapi ternyata bisa membahayakan kesehatan dan kehidupan pasien.
The Mirror melaporkan, Brazilian butt lift telah menyebabkan sejumlah kematian dalam beberapa tahun terakhir karena popularitasnya melonjak.
Satu studi menemukan, tingkat kematian akibat prosedur ini 3.000 lebih tinggi dibandingkan dengan kosmetik lainnya, menurut USA Today.