Polisi Periksa Kepala Tambang PT NAL terkait Ledakan Tambang yang Tewaskan 10 Orang di Sawahlunto
PADANG - Pihak kepolisian telah melakukan pemeriksaan terhadap Kepala Teknik Tambang PT Nusa Alam Lestari (NAL) terkait ledakan tambang di Kota Sawahlunto yang menyebabkan 10 orang meninggal dunia pada Jumat (9/12).
Kepala Teknik Tambang PT NAL Dian Firdaus dalam jumpa pers, di Padang, Selasa, mengatakan dirinya diperiksa Polres Sawahlunto pada Senin (12/12) mulai pukul 13.00 WIB hingga pukul 21.00 WIB.
"Ada sekitar 30 pertanyaan yang diajukan kepada saya, dan sebagian besar memang tentang standar operasi prosedur tambang," kata dia dilansir ANTARA, Selasa, 13 Desember.
Menurut Dian, hari ini tidak ada pemeriksaan sehingga dirinya dapat pergi ke Kota Padang untuk melakukan jumpa pers dengan rekan-rekan media.
"Mungkin ada pemeriksaan lanjutan pada hari Rabu," kata dia.
Dian Firdaus melakukan jumpa pers didampingi Staf Direksi PT NAL Sufri Hantry dan HRD & Administrasi Estiawan Nugroho.
Dia memastikan PT NAL memiliki perizinan melakukan aktivitas tambang di lokasi tersebut dan segala bentuk penambangan dilakukan oleh perusahaan tersebut.
"Kami pastikan penambangan dilakukan oleh PT NAL sendiri, bukan dilakukan perusahaan lain," kata dia lagi.
Dian Firdaus telah bekerja di PT NAL sejak 2009, dan saat ini telah mengantongi sertifikasi pengawas operasi utama. Dalam sertifikasi ini ada tiga tingkatan pengawas operasi pertama, pengawas operasi madya, dan pengawas operasi utama.
"Saya lulusan Universitas Negeri Padang dan merintis karir di PT NAL sejak 2009 hingga saat ini menduduki posisi Kepala Teknik Tambang," kata dia lagi.
Dalam menjalankan tugas, Kepala Teknik Tambang memiliki bawahan kepala tambang bawah tanah dan di bawah mereka ada tiga orang pengawas operasional. Lalu pengawas operasional ini membawahi kepala lubang yang bertugas mengawasi pekerja lubang, rawatan lubang, listrik lubang dan lainnya.
"Dalam menjalankan aktivitas kami melakukan pemetaan ancaman dan potensi apa saja yang dapat mengancam, lalu kami bentuk standar untuk masuk ke lubang tambang," kata dia.
Baca juga:
- Gugatan Praperadilan Ditolak, KPK Tancap Gas Usut Kasus Bambang Kayun
- Bharada E Bersitegang dengan Pengacara Ferdy Sambo-Putri Candrawathi: Saya Didoktrin Terus Menerus oleh Klien Bapak
- Gandeng Google, DKI Uji Coba Proyek Pengurai Kemacetan Berteknologi Artificial Intelligence
- Gempa Bali Hari Ini, Magnitudo 5,0
Pada saat kejadian Jumat (9/12), petugas sudah menjalankan standar operasional prosedur pelaksanaan penambangan yakni pada pagi hari melakukan pemeriksaan kondisi tambang, dan hasilnya pada saat itu kondisi cukup baik dengan hasil pengecekan gas di dalam lubang tambang, oksigen normal sebanyak 20,7 persen, karbondioksida nol, H2S nol, dan CH4 juga nol," katanya.
Selain pengecekan gas, beberapa pengecekan lain juga dilakukan seperti pengecekan sistem penyangga kayu, sistem transportasi dan ventilasi.
Setelah dilakukan pengecekan dan aman, masuklah pekerja yang 14 orang ini melalui dua lubang yakni Lori 1 sebanyak delapan orang, dan lubang Lori 2 sebanyak enam orang lalu 10 hingga 15 menit setelah masuk terjadi letupan dan semburan api.
Dari lubang Lori 2 keluar empat orang dalam kondisi satu orang mengalami luka bakar dan tiga orang mengalami luka ringan. Sementara itu 10 orang masih ada di dalam lubang tambang dan pihaknya melakukan evakuasi secara mandiri.
"Kami lalu meminta bantuan evakuasi kepada perusahaan tetangga dan OPD Kota Sawahlunto dan lainnya. Hasilnya pada pukul 14.00 WIB enam korban dievakuasi, dan pukul 18.00 WIB sebanyak empat korban dievakuasi lalu dibawa ke rumah sakit," kata dia.
Saat ini pihaknya masih melakukan investigasi secara internal untuk mencari penyebab ledakan tambang tersebut. Pihaknya telah meminta izin kepada pihak kepolisian dan Inspektur Tambang Kementerian ESDM Sumbar agar dapat memasuki lubang tersebut.
Menurut dia, ledakan hanya dapat terjadi jika lubang itu memiliki gas metana, oksigen dan pemicu, sehingga memunculkan semburan api.
"Dari catatan pemeriksaan pada pagi hari kondisi gas di dalam lubang aman, dan petugas telah memeriksa kandungan gas di seluruh area kerja di lubang tersebut. Karena aman 14 pekerja itu masuk ke dalam lubang," kata dia.
Staf Direksi PT NAL Shufri Hantry mengakui saat ini fokus dalam penanganan pascaledakan, yakni mengirimkan jenazah korban kepada keluarga, dan ada empat jenazah yang dikirim ke luar Sawahlunto yakni ke Wonosobo dan Lampung serta Solok Selatan.
Selebihnya enam jenazah korban dibawa ke keluarga di Kota Sawahlunto, dan perusahaan mendampingi pengiriman jenazah korban tersebut.
"Kami fokus penanganan ini dahulu, sehingga kawan-kawan media kesulitan untuk mendapatkan informasi dari kami," kata dia.