3 Tukang Ojek Dibunuh KKB di Pegunungan Bintang Papua, Danrem 172/PWY: Mereka Bukan Intelijen
PAPUA - Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) membunuh tiga tukang ojek di Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua. Mereka mengatakan para tukang ojek itu aparat intelijen.
Komandan Korem 172/PWY Brigjen TNI J.O Sembiring membantah tuduhan KKB tersebut. Danrem menegaskan, KKB pimpinan Nason Mimin telah memutarbalikan fakta membunuh tiga warga sipil.
"Jadi tidak benar kalau mereka (KKB) menyebut para korban adalah aparat intelijen, mereka benar-benar masyarakat sipil yang sehari-harinya mencari sesuap nasi demi memenuhi kebutuhan keluarganya dengan berprofesi sebagai tukang ojek," katanya, dikutip dari laman resmi TNI, Selasa 13 Desember.
Danrem menjelaskan, pembunuhan keji terhadap tiga orang yang dilakukan KKB terjadi di Kampung Mangabib, Distrik Oksebang, Kabupaten Pegunungan Bintang pada Senin 5 Desember.
"Pembunuhan yang dilakukan secara biadab ini adalah pekerjaan teroris. Saya juga beragama Kristen, dalam ajaran agama apapun tidak ada yang mengajarkan melakukan pembantaian keji yang kemudian direkam dan disebarkan untuk menebar ketakutan di masyarakat. Ini merupakan pekerjaan teroris yang dirinya sedang dirasuki oleh setan," ujar Danrem.
Danrem menyatakan, pihak KKB juga telah menuduh korban sebagai aparat intelijen dengan meletakkan senjatanya jenis pistol seolah-olah adalah barang yang dibawa oleh korban.
"Hal ini merupakan cara licik yang dilakukan oleh KST untuk menutupi kebiadaban dan membenarkan apa yang mereka lakukan," tutur Danrem.
Baca juga:
- KPK Dinilai Tak Bisa Berbuat Banyak ke Pejabat yang Ogah Lapor Harta Kekayaan
- Ridwan Kamil ke Dubai, Cari Pesawat untuk Angkut Jemaah Umrah Langsung dari Bandara Kertajati
- KPK Sebut Bambang Kayun Tak Pernah Protes Rekeningnya Diblokir
- Bukan Tipe Kader Loyal, Ganjar Pranowo Dinilai Tak Sulit Ditarik KIB Keluar dari PDIP
Selaku Danrem 172/PWY, pihaknya juga menyampaikan duka cita kepada pihak keluarga korban. "Saya mewakili seluruh prajurit Korem 172/PWY menyampaikan duka cita yang mendalam bagi keluarga korban kekejian dan kebiadaban KST ini," ujarnya.
Terkait dengan pistol yang digunakan oleh KKB, pihaknya mengindikasikan senjata pistol tersebut merupakan salah satu senjata organik milik TNI AD yang hilang ketika Heli MI 17 milik Penerbad jatuh pada tahun 2019 silam di Kabupaten Pegunungan Bintang.
"Pada kejadian jatuhnya Heli MI-17 pada tahun 2019 lalu, sebanyak 11 senjata organik milik kru dan penumpang hilang dan diambil oleh pihak KST. Senjata yang hilang diantaranya tujuh senapan serbu SS-1, tiga pistol dan satu GLM. Kami mengindikasikan pistol yang digunakan oleh KST tersebut merupakan salah satu senjata yang hilang," ujar Danrem.
Sebelumnya beredar di media sosial klaim oleh KKB membunuh tiga tukang ojek yang merupakan anggota intelijen TNI-Polri. Adapun nama korban, yaitu La Usu (23), La Ati (40) dan La Aman (39).