Diterpa Isu Berafiliasi dengan FPI, Traffic Pengiriman Barang JNE Justru Tumbuh 15 Persen
JAKARTA - PT TIKI Jalur Eka Nugraha (JNE) sempat menjadi trending topik di Twitter akhir pekan kemarin. Netizen ramai-ramai menyerukan gerakan untuk berhenti menggunakan jasa JNE. Seruan tersebut bermula dari posting-an video ucapan ulang tahun yang ke-30 untuk JNE dari Sekjen HRS Center, Ustaz Haikal Hassan Baras.
Meski mendapat komentar bernada negatif, bahkan sampai dituding berafiliasi dengan salah satu organisasi masyarakat (ormas) tertentu, ternyata hal ini tidak berdampak terhadap bisnis JNE.
Direktur Utama JNE Mohammad Feriadi mengatakan, sentimen negatif yang timbul dari unggahan video tersebut tidak berdampak pada penurunan traffic pengiriman barang perusahaan. Bahkan, perusahaan mencatatakan pertumbuhan hingga 15 persen.
"Tidak ada sama sekali penurunan binis di bulan Desember. Pertumbuhan itu 10 hingga 15 persen untuk bulan ini," katanya, dalam konferensi pers, di Jetski Kafe, Pantai Mutiara, Pluit, Jakarta Utara, Rabu, 16 Desember.
Senada, VP of Marketing PT Tiki Jalur Nugraha Ekakurir (JNE) Eri Palgunadi mengatakan, jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2019, pada tahun ini JNE masih tumbuh 25 persen.
Baca juga:
"Kalau dibanding tahun lalu kita masih tumbuh 25 persen malah. Masih tinggi. Kita hampir 5 tahun berturut-turut tumbuh di atas 25 persen. Tetapi kalau ditanya bulan ini kita masih tumbuh 15 persen," jelasnya.
Eri membantah, soal kolapsnya perusahaan akibat adanya serengan negatif terkait dengan unggahan video ucapan selamat ulang tahun ke-30 untuk JNE dari Haikal Hassan.
"Jadi kalau dibilang kolaps atau bangkrut tidak sama sekali. Bahkan kami tetap tumbuh. Sekarang ini kan kami mau akhir tahun. Kami juga tidak melakukan PHK karyawan satu pun," ucapnya.