Mampu Urusi BUMN hingga Dekat NU dan Ponpes-Santri, Erick Thohir Dinilai Potensial Jadi Cawapres

JAKARTA - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir layak dipertimbangkan sebagai calon wakil presiden (cawapres) di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024. Dia dianggap sosok yang dekat dengan pondok pesantren dan para santrinya.

Koordinator Lembaga Kajian Pembangunan Sulawesi Selatan, Hasbi Lodang mengatakan Erick dikenal sebagai anggota Nahdlatul Ulama (NU). Bahkan, dia menjadi anggota kehormatan Barisan Ansor Serbaguna (Banser).

"Selain itu, dia banyak terlibat dengan program pondok pesantren dan santri," kata Hasbi dalam keterangan tertulisnya, Senin, 5 Desember.

Erick juga dikenal peduli dengan kepentingan umat. Salah satu buktinya, dia membangun Masjid At Thohir di Los Angeles, Amerika Serikat.

Berikutnya, Erick dinilai mampu menjalankan pekerjaannya sebagai Menteri BUMN. Dia berhasil meningkatkan laba bersih BUMN dan mampu menggabungkan sejumlah BUMN menjadi holding pada 2021 lalu.

Kementerian BUMN juga mencatatkan skor tertinggi dalam sejarahnya untuk Sistem Merit bagi Aparatur Sipil negara (ASN) dan mendapat peringkat Kementerian dan Lembaga Pemerintah terbaik.

"Pencapaian monumental lainnya yang berhasil didesain Erick Thohir adalah keberhasilannya melebur bank-bank syariah milik negara menjadi sebuah entitas bernama Bank Syariah Indonesia atau BSI," ungkap Hasbi.

Menurutnya, BSI kini muncul menjadi salah satu bank terbesar di Indonesia, terlebih semakin dekat menjadi pemain global setelah membuka kantor perwakilan di Dubai.

Hasbi juga menyebut banyak sudah dilakukan Erick, seperti menggabungkan empat BUMN menjadi satu Pelindo, dan menjadi salah satu operator terminal peti kemas terbesar di dunia.

"Penggabungan ini juga bertujuan untuk meningkatkan konektivitas dan efisiensi guna menurunkan biaya logistik nasional dalam upaya lebih mendorong daya saing sektor industri Indonesia," jelas dia.

Selain itu, efisiensi dan profesionalisme tersebut diwujudkan dengan meraih Opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) atas Laporan Keuangan dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Langkah ini dinilai karena Erick menerapkan nilai Amanah, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif (AKHLAK).

"AKHLAK sebagai landasan utama dalam prinsip-prinsip tata kelola perusahaan yang baik atau Good Corporate Governance (GCG) di BUMN," pungkas Hasbi.