Meski Tantangan Berat, Pemerintah Berkomitmen Raih Pertumbuhan Ekonomi 5,3 Persen di 2023

JAKARTA – Pemerintah melalui Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengungkapkan tantangan yang harus dihadapi Indonesia dalam mempertahankan pertumbuhan ekonomi pada periode 2023 mendatang.

Menurut dia, pemerintah membidik target pertumbuhan yang cukup tinggi tahun depan dengan besaran 5,3 persen.

“Ini asumsi yang telah ada di Undang-Undang APBN 2023. Jadi kalau saya bicara 5,3 persen itu karena ada di dalam peraturan yang berlaku. Namun, sama seperti kita melihat setiap tahun, selalu ada upside risk, downside risk. Geopolitik juga menimbulkan dampak,” ujarnya dalam pernyataan tertulis pada Jumat, 2 Desember.

Sri Mulyani menjelaskan, sejumlah tantangan global yang akan dihadapi pada tahun depan.

Pertama, ketidakpastian yang muncul dari ketegangan geopolitik antara Rusia dan Ukraina.

“Perang bisa menjadi turning point di tahun 2023 kalau kemudian terjadi negosiasi dan kemudian perangnya berhenti,” tuturnya.

Kedua, tantangan yang berasal dari fenomena harga pangan dan energi yang masih tinggi sehingga meningkatkan inflasi global.

“Momentum pemulihan ekonomi dunia memang kemudian menjadi dimoderasi karena kenaikan inflasi global yang sangat tinggi,” imbuhnya.

Lebih lanjut, bendahara negara menyampaikan, jika dinamika lain muncul juga dari kenaikan suku bunga acuan, terutama dari Bank Sentral Amerika Serikat The Federal Reserve.

Dikatakan Sri Mulyani, kenaikan interest rate dan pengetatan kebijakan moneter didesain untuk memoderasi sisi permintaan sehingga inflasi tidak bergerak liar.

“Dampak terhadap ekonomi di negara maju mungkin akan terasa sepanjang tahun 2023. Dampaknya kepada perekonomian kita adalah kalau interest rate tinggi, terjadi capital outflow. Interest rate di dalam negeri, Bank Indonesia terpaksa harus juga meng-adjust terhadap tren pressure global ini,” ucap dia.

“Kemudian, dampaknya ke dalam perekonomian tahun depan seberapa resilient investasi kita tetap bisa bertahan dalam kondisi kecenderungan suku bunga akan lebih tinggi dibandingkan tahun ini,” tutup Menkeu Sri Mulyani.