Partai Republik Akhirnya Akui Biden sebagai Presiden AS setelah Dikukuhkan Electoral College
JAKARTA - Partai Republik akhirnya mengakui Joe Biden sebagai Presiden Amerika Serikat (AS) terpilih setelah Demokrat mengamankan 270 suara electoral college yang secara resmi diperlukan untuk memenangkan Gedung Putih. Hasil perhitungan itu mencatat Biden unggul dengan 306 suara elector sementara Trump hanya mendapat 232 suara.
Seperti dikutip Financial Times, beberapa senator Partai Republik terkenal --termasuk Lindsey Graham dari South Carolina, John Cornyn dari Texas dan Chuck Grassley dari Iowa-- untuk pertama kalinya mengakui Biden menjadi presiden AS terpilih setelah para pemilih bertemu untuk memberikan suara mereka di 50 ibu kota negara bagian.
Setelah pemungutan suara, Biden, menyampaikan pidato yang tegas agar Trump mengakui kekalahan dan menghentikan upayanya untuk membatalkan hasil pemilu. "Di Amerika, politisi tidak mengambil alih kekuasaan, orang-orang memberikannya kepada mereka," ujar Biden.
"Api demokrasi telah menyala di negara ini sejak lama. Dan sekarang kami tahu tidak ada penyalahgunaan kekuasaan yang dapat memadamkan api itu," tambahnya.
Selama berminggu-minggu, sebagian besar anggota parlemen Republik menolak untuk membantah Trump yang mengklaim akan memenangkan pemilu 3 November bila tak ada penipuan yang meluas saat itu. Tetapi pada Senin malam, beberapa senator melakukan jumpa pers di Capitol Hill dan berbalik menerima Biden yang akan dilantik sebagai presiden AS ke-46 pada 20 Januari.
Menyegel kemenangan Biden
Hasil resmi dari Pemilu AS tersebut muncul setelah Trump selama enam minggu berupaya untuk menggoyang proses penghitungan suara dan mengubah hasil pemilu yang ia tuding penuh kecurangan. Salah satu wilayah yang dipermasalahkan Trump yakni Michigan, seperti dikutip The New York Times, seorang perwakilan negara bagian mengklaim Partai Republik akan menemukan cara untuk menentang Partai Demokrat.
Sementara ketua DPR dari Partai Republik, Lee Chatfield menanggapi dengan mencabut tugas komite. Ia kemudian mengeluarkan pernyataan yang secara tegas menolak permohonan untuk menunjuk pemilih terpisah yang didukung Trump.
Meskipun pendukung Trump berjanji untuk melakukan protes, namun penghitungan suara lancar. Tidak ada demonstrasi yang mengganggu dan di beberapa negara bagian, kehadiran polisi melebihi jumlah pengunjuk rasa.
Terlepas dari semua kekacauan yang digerakkan oleh Trump dan konco-konconya dengan teori konspirasi, tuntutan hukum, dan klaim penipuan yang tidak berdasar, pemungutan suara electoral college telah menyegel kemenangan Biden.
Baca juga:
Sebagai contoh, Biden meraup 55 suara elector di California. Sementara di Vermont, Biden memiliki 3 suara, dan Hawaii melaporkan 4 suara untuk Biden dan menjadi daerah terakhir yang melaporkan.
Atas kemenangannya itu, Biden berjanji untuk menjadi presiden bagi semua orang Amerika. Tak ada lagi blue states maupun red states. Ia juga mengatakan fokus kerja di awal pemerintahannya yakni untuk mengatasi COVID-19 dan membenahi ekonomi AS.