Preview Piala Dunia 2022, Iran Vs Amerika Serikat: Duel Panas Bermuatan Politik
JAKARTA - Tak ada pertemuan yang panasnya luber ke luar lapangan sepak bola selain pertandingan Amerika Serikat dan Iran.
Ini adalah satu-satunya pertandingan Piala Dunia 2022 yang paling bermuatan politik sekalipun dalam arena olahraga mereka mungkin tidak berseteru.
Apalagi jika dikaitkan dengan gelombang protes yang saat ini terjadi di Iran berkaitan dengan tewasnya seorang gadis oleh aparat keamanan yang terlalu eksesif.
Tentu saja kedua pelatih dari kedua tim ini mengesampingkan hubungan bilateral di antara kedua negara itu.
Mereka menegaskan hanya fokus kepada sepak bola, Piala Dunia 2022 dan kemampuan olahraga dalam menyatukan orang, termasuk orang Iran dengan orang Amerika.
Menyusul revolusi Islam Iran, Washington dan Teheran saling memutuskan hubungan diplomatik yang terus tegang sampai kini.
"Saya membayangkan pertandingan ini diperebutkan dengan sengit karena fakta bahwa kedua tim ingin melaju ke babak berikutnya, bukan karena politik atau karena hubungan antar negara kami" kata pelatih AS Gregg Berhalter seperti dikutip Antara via Reuters.
Berhalter justru menyatakan sepak bola malah menyatukan umat manusia. "Anda dipersatukan oleh kecintaan yang sama kepada olahraga ini," sambung dia.
Kemenangan dramatis Iran atas Wales dalam skor 2-0 dan seri tanpa gol AS melawan Inggris pada hari Jumat membuat salah satu pertandingan terakhir Grup B ini akan sangat mendebarkan.
Inggris yang memuncaki klasemen dengan empat poin akan menghadapi tim terbawah Wales dalam laga terakhirnya di grup ini. Inggris cukup seri, dan jika ini yang terjadi, apalagi andai AS yang menang, maka kontes Iran melawan Amerika Serikat akan menentukan tim mana yang lolos ke babak 16 besar.
Pertemuan ini sendiri merupakan ulangan penyisihan grup Piala Dunia 1998 yang dimenangkan Iran 2-1.
Seperti yang mungkin akan terjadi dalam laga Senin malam nanti itu, kontes 1998 tersebut ditandai dengan momen simbolis sebelum pertandingan di Stade Gerland di Lyon ketika pemain-pemain Iran memberikan mawar putih yang menjadi simbol perdamaian di Iran, kepada pemain-pemain Amerika.
Mungkin momen 24 tahun lalu itu bisa terjadi lagi malam nanti, dan menjadi semakin menarik karena pemain-pemain Iran juga sepertinya memprotes perlakuan pemerintahnya terhadap para demonstran yang sudah menewaskan banyak orang termasuk gadis berusia 22 tahun, Mahsa Amini, yang meninggal dunia dalam tahanan dan memicu protes nasional berkaitan berpakaian menurut syariat di negara itu.
Tim Melli menolak menyanyikan lagu kebangsaan Iran dalam pertandingan pertamanya melawan Inggris untuk menunjukkan solidaritas kepada pengunjuk rasa, sampai mengundang ejekan dari pendukungnya sendiri.
Di tengah meningkatnya tekanan agar para pemain netral dalam gerakan unjuk rasa nasional itu, Iran bangkit mengalahkan Wales setelah tiga hari sebelumnya mereka diluluh-lantakkan Inggris 2-6.
Berhalter mencermati betul kebangkitan Iran itu dengan mewaspadai ancaman Iran yang bisa menghempaskan Wales dengan begitu meyakinkan.
"Sekarang kami harus yakin bahwa kami cukup bagus untuk melaju ke putaran kedua," kata pelatih Iran Carlos Queiroz.
Namun demikian Queiroz menaruh respek kepada Amerika Serikat yang disebutnya sebagai tim yang brilian.
Queiroz tak ingin fokus teralihkan kepada hal-hal dil luar sepak bola, "karena yang ingin kami lalukan adalah mempersembahkan hadiah kepada pendukung Iran."
Baca juga:
- Pemain Maroko Zakaria Aboukhlal Jadi Sorotan: Pemain Muda yang Kerap Jadi Imam Salat dan Rajin Mengaji
- PSSI Sudah Dapat 'Lampu Hijau' dari Kemenpora untuk Pakai SUGBK di Piala AFF, tapi Masih Menunggu Arahan FIFA
- Diduga Lecehkan Timnas Meksiko, Lionel Messi Dapat 'Ancaman' dari Juara Tinju Dunia Canelo Alvarez
- Piala Dunia 2022 Berakhir Lebih Cepat untuk Kiper Kamerun Andre Onana, Penyebabnya Bikin Geleng-geleng Kepala
Prediksi sebelas pemain pertama
Iran (3-5-2): Hossein Hosseini; Ramin Rezaeian, Majid Hosseini, Morteza Pouraliganji, Milad Mohammadi; Ali Gholizadeh, Ahmad Nourollahi, Saeid Ezatolahi, Ehsan Hajsafi; Mehdi Taremi, Sardar Azmoun
Amerika Serikat (4-3-3): Matt Turner; Sergino Dest, Walker Zimmerman, Tim Ream, Antonee Robinson; Tyler Adams, Yunus Musah, Weston McKennie; Christian Pulisic, Timothy Weah, Haji Wright
Statistik penting kedua tim
Sebelum ini kedua negara sudah dua kali bertemu. Iran menang 2-1 dalam Piala Dunia 1998, sedangkan satunya lagi yang merupakan laga persahabatan pada 2000 berakhir imbang 1-1.
Kemenangan 2-1 Iran atas AS hari itu adalah juga kemenangan pertama Iran dalam Piala Dunia.
Iran ditelan Inggris 2-6 dalam pertandingan pertama tetapi bangkit pada pertandingan kedua dengan mengalahkan Wales 2-0.
Sebaliknya kedua pertandingan pertama AS berakhir imbang, masing-masing 0-0 kala menghadapi Inggris dan 1-1 saat melawan Wales.
Sekalipun sudah sering masuk putaran final Piala Dunia Iran tidak pernah melewati fase grup.
AS bertarung lagi dalam Piala Dunia setelah gagal memasuki putaran final Piala Dunia 2018 di Rusia.
Bek DeAndre Yedlin adalah satu-satunya pemain AS yang berpengalaman tampil dalam Piala Dunia.
Dengan mempertaruhkan satu tempat di babak sistem gugur, akan ada tambahan signifikansi untuk pertandingan yang bermuatan politik.