Hukuman Mati Dalam RKUHP Jadi Alternatif, Diputuskan Setelah Masa Percobaan 10 Tahun
JAKARTA - Wakil Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (Wamenkum HAM) Edward Omar Sharif Hiariej mengatakan Rancangan Kitab Undang-undang Hukum Pidana (RKUHP) mengatur hukuman mati sebagai alternatif dengan masa percobaan.
“Perkembangan sangat berarti bagi HAM, yaitu pidana mati. Jadi, dengan diberlakukan KUHP baru, pidana mati selalu dijatuhkan secara alternatif dengan percobaan, artinya hakim tak bisa langsung memutuskan pidana mati, tapi pidana mati itu dengan percobaan 10 tahun,” kata Edward usai menghadiri rapat RKUHP dengan Presiden Joko Widodo di Istana Kepresidenan Jakarta, Senin 28 November.
Ia menjelaskan, apabila dalam jangka waktu 10 tahun terpidana berkelakuan baik maka hukuman mati diubah menjadi pidana seumur hidup atau pidana 20 tahun.
Ketentuan mengenai pidana mati dalam RKUHP ini, berdasarkan laporan Antara, telah masuk dalam pembahasan tingkat pertama di DPR.
Selain soal hukuman mati, hal yang juga sudah masuk pembahasan tingkat pertama adalah terkait living law atau hukum yang berlaku dalam masyarakat.
Menurut Edward, fraksi-fraksi di DPR meminta agar ada peraturan pemerintah yang menjadi pedoman penyusunan peraturan daerah terkait living law itu.
Baca juga:
- Anggaran Bansos 2022 Sebesar Rp92 Triliun, Kemensos: Sudah Terealisasi 97,35 Persen
- Kasus Pemerkosaan di Kemenkop UKM, Menteri Teten Belum Bisa Pastikan Korban Terima Uang Restitusi
- Nelayan Pariaman Sumbar Akhirnya Melaut Usai 2 Pekan Ditahan Cuaca, Kini Tangkapan Bisa 320 Kg Ikan Tongkol per Hari
- 80 Korban Gempa Cianjur Dirawat di RS Kota Bandung, Mayoritas Luka Patah Tulang