Bisa karena Perfeksionis atau Menyabotase Diri, Kenali Alasan Kenapa Suka Menunda-nunda
YOGYAKARTA – Menunda-nunda atau procrastination, identik dengan rasa malas. Tetapi sebenarnya lebih dari itu, alasannya pun bisa beragam. Tetapi pakar mengategorikan bahwa menunda-nunda bisa berkaitan dengan perilaku tertentu, yaitu karena perfeksionis, menyabotase diri atau diliputi keraguan, dan terakhir, karena suka tantangan sehingga menyelesaikan tugas mepet dengan waktu deadline.
Menunda tugas didorong faktor yang kompleks. Psikolog berbasis di Amerika, Mark Travers, Ph.D. menyebut karena rasa takut, malu, dendam, atau bahkan citra diri yang negatif. Berikut penjelasan Travers tentang penyebab seseorang menunda tugas dan cara mengatasinya.
1. Perfeksionis
Seorang yang perfeksionis, sulit menerima kesalahan. Proses belajar pun kadang tak diterima, karena tidak menerima kemajuan secara bertahap. Karena tuntutan tersebut, hidup seorang perfeksionis terasa seperti neraka dan membuat prokrastinasi atau menunda-nunda terasa seperti tempat berlindung paling aman.
Sebuah penelitian menunjukkan, sikap perfeksionis berdampak negatif pada kepuasan hidup. Sederhananya, penundaan dan kesempurnaan adalah dua simpul dari sirkuit yang sama. Penunda yang perfeksionis hanya dapat memutus sirkuti ini dengan memperlakukan diri secara hormat dan belas kasih. Sehingga dengan begitu dapat mengambil langkah kecil menuju tujuan. Menunda-nunda karena takut gagal, dapat diatasi dengan merayakan kemenangan kecil.
2. Menyabotase diri sendiri
Orang yang suka menyabotase diri sendiri, merasakan ketidaknyamanan karena ketidakpastian dan perubahan. Karenanya mereka suka menunda-nunda dan menghindar. Sering kali, mereka menghindar untuk keluar dari zona nyaman sehingga dampak prokrastinasi dapat melewatkan kesempatan baik.
Penundaan dalam kondisi ini, menjadi teknik menenangkan diri. Aktivitas yang tidak menantang dan tidak mengancam, adalah dengan menunda dan untuk meringankan rasa sakit. Mereka menunda juga karena rasa takut yang tidak jelas muasalnya. Cara mengatasinya, adalah dengan memperjelas rasa takut. Takut pada apa dan mengidentifikasi kesempatan yang hilang pada satu momen mensabotase diri.
Jika mendapati Anda menunda-nunda tugas karena mensabotase diri, tanyakan pada diri sendiri tentang kerugian menolak peluang, menunda karena melindungi apa, dan rasa sakit karena tumbuh atau permanen yang akan dialami ketika membebaskan diri dari sabotase. Tambah Travers lagi, cobalah untuk menantang keyakinan dan pikiran serta mempertanyakan perilaku secara lembut sehingga kebiasaan menunda-nunda bisa diminimalisir.
3. Sangat suka tantangan
Faktor ketiga yang menyebabkan seseorang suka menunda-nunda tugas, adalah karena sangat menyukai tantangan. Setiap kali menerima proyek, pada menit-menit terakhir Anda baru menyelesaikan di bawah tekanan. Beberapa orang melakukannya karena stres di menit-menit terakhir terasa menyenangkan. Ada pula yang menunda-nunda tugas karena saat itulah konsekuensi dari tindakan mereka terasa nyata bagi mereka.
Baca juga:
Akar dari jenis penundaan di atas, biasanya terletak pada kepribadian seseorang atau kecenderungan terhadap impulsif. Menurut sebuah penelitian dilansir Psychology Today, Senin, 28 November, orang yang melakukan ini, biasanya memiliki kesadaran rendah dan mudah dipengaruhi suasana hati dan kepuasan jangka pendek. Pengaturan diri adalah karakteristik penting bagi kesadaran, dan penundaan pada dasarnya adalah kegagalan pengaturan diri.
Solusi untuk mengatasi menunda-nunda tugas, sering kali hanya dapat efektif dengan melatih mindfulness melalui jurnal, meditasi, atau berbicara pada seseorang penting berkaitan dengan tanggung jawab yang perlu dilunaskan.