CubeSat BioSentinel Siap Eksperimen "Sel Manusia" di Luar Angkasa
JAKARTA - Setelah terbang melewati Bulan, satelit seukuran kotak sepatu atau yang biasa dijuluki CubeSat, BioSentinel sekarang siap untuk memulai eksperimen biologi luar angkasa.
CubeSat BioSentinel diluncurkan dengan misi Artemis I pada 16 November lalu. Ia adalah salah satu dari 10 CubeSat yang menunggangi pesawat ruang angkasa Orion.
Dengan meluncurkan BioSentinel, NASA memiliki tujuan untuk menghasilkan pengetahuan baru tentang potensi risiko kesehatan yang ditimbulkan oleh misi berawak jangka panjang ke luar angkasa.
Meski ukurannya kecil 13 kilogram, CubeSat BioSentinel berhasil terbang melintasi Bulan pada 22 November, melewati sedekat 250 mil di atas permukaan bulan.
BioSentinel membawa dua tipe ragi, dengan tujuan mempelajari bagaimana lingkungan radiasi berbahaya di luar angkasa memengaruhi dan merusak materi genetik manusia.
Dua ragi itu, salah satunya adalah ragi yang biasa ditemukan di alam, sementara yang lain dipilih karena kesulitan memperbaiki DNA-nya. NASA menggunakan ragi karena diklaim memiliki kesamaan dengan sel manusia.
Ragi dipilih karena bisa diteliti dengan baik dan memperbaiki DNA-nya dengan cara yang mirip dengan cara tubuh manusia memperbaiki materi genetiknya.
Baca juga:
- Pemerintah Inggris Ingin Larang Konten yang Menyakiti Diri Sendiri di Internet, Ini Penjelasannya
- Orion Cetak Rekor Penerbangan Terjauh Kalahkan Apollo 13 untuk Misi ke Bulan
- Tak Mau Didikte Barat, Putin Usulkan Jaringan Pembayaran Independen Berbasis Blockchain
- Tunggangi Falcon 9, SpaceX Dragon Meluncur ke ISS Bawa Es Krim untuk Astronot
Melansir Space, Senin, 28 November, para peneliti di Ames Research Center NASA di California, Amerika Serikat (AS), ingin menggunakan data tersebut untuk menemukan solusi yang dapat membantu penjelajah manusia dalam misi jangka panjang ke Bulan, Mars, dan mungkin lebih jauh lagi.
Penelitian ini bermula ketika astronot yang tinggal di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) mengalami lingkungan radiasi yang jauh lebih keras daripada di Bumi. Tapi mereka juga dilindungi oleh magnetosfer bumi dari banyak radiasi yang melewati ruang angkasa yang dapat merusak DNA mereka.
Untuk memulai penelitian, BioSentinel akan mengarahkan panel surya ke Matahari dan mengisi ulang baterainya. Eksperimen diperkirakan akan dimulai bulan depan.
"Kami senang melihat bagaimana ragi bekerja setelah percobaan dimulai dan kami menerima downlink data pertama dari pesawat ruang angkasa," ujar manajer proyek BioSentinel di NASA Ames, Matt Napoli.